Melancong Ke Belitung, Kepingan "Syurga" di Pulau Laskar Pelangi
- Viva/Idris Hasibuan
Olret – Kamu sudah pasti tahu dengan Film Laskar Pelangi? Atau kamu juga sudah menonton? Mungkin kisah perjuangan Arau dan Lintang membuatmu terunyah bagaimana pentingnya pendidikan.
Karena memang dengan pendidikan pula lah salah satu cara mengubah nasib. Film yang di adopsi dari Novel Andrea Hirata dengan judul yang sama memang sangat booming dan ditonton jutaan pasang mata.
Nah, apakah kamu pernah berpikir untuk menginjakkan kaki ke Belitung, tempat syuting film Laskar Pelangi ini memang menawarkan panorama yang ciamik, mulai dari pantai-pantai yang khas dengan bebatuan sampai dengan adat-istiadat.
Nah, kali ini saya berkesempatan untuk menginjakkan kaki di Negri Laskar Pelangi ini bersama Bro Pam Pam (Indra) dari adorabelbackpaker
Hanya 40 Menit Dari Jakarta Dengan Menggunakan Jalur Udara, Belitung Memang Sungguh Menawan.
Sebelum sholat subuh, langkah kaki pun segera bergegas untuk menuju Terminal Bus Kampung Rambutan, kemudian dilanjutkan menaiki bus menuju bandara. Perjalanan sekitar 1 jam, baru lah sampai di Bandara Soekarno Hatta. Tak lama kemudian azan kumandang subuh pun memanggil orang-orang yang beriman untuk melaksanakan kewajiban seorang hamba kepada Ilahi.
Setelah selesai sholat subuh, saya bergegas untuk menuju ruang tunggu untuk bertemu Bro Pam Pam, lalu kenalan dan bercerita panjang lebar.
Hanya sekadar untuk mengakrabkan, obrolan panjang lebar mulai dari yang penting sampai obrolan sampah juga dibahas. Iya, karena memang traveling dengan orang yang baru itu harus begitu, supaya perjalanan lancar dan tak canggung.
Setelah sampai Di Bandara Tanjung Pandan, Langsung Saja Eksplore Belitung Dengan Bahagia.
Tak terasa pesawat yang kami tumpangi ternyata sudah mendarat dengan selamat di Bandara Tanjung Pandan, udara sejuk khas juga sangat terasa di sini karena memang masih pagi.
Setelah itu kami langsung menuju privat trip yang kami gunakan. Dan mengobrol sejenak lalu langsung menuju destinasi wisata yang ada di Belitung. Di hari pertama ini, kami lebih banyak menjelajahi wisata selain pantai, karena memang ternyata Belitung juga menyimpan segudang destinasi yang epik.
Flim Laskar Pelangi Memang Menceritakan Perjuangan Sepuluh Bocah di SD Muhammadiyah Belitung.
Dua ruang kelas saling berdempetan, dinding papan bercat lusuh. Sebagian atap seng nampak bolong-bolong. Ruang kelas beralas tanah dengan interior berupa lemari, kursi dan meja belajar seadanya.
Bahkan bangku kayu siswa terlihat rusak. Sejumlah foto pahlawan nasional di tempel di dinding kelas. Begitulah gambaran suasana SD Laskar Pelangi yang walaupun reyot, tapi menjadi tujuan wisata para turis.
Di luar ruangan kelas, nampak sang pusaka merah putih berkibar dengan hembusan angin dan pasir putih menjadi tempat berpijaknya. Jika melangkah lagi ke depan akan ada sebuah gerbang pintu masuk sekolah serta tulisan replika SD Muhammadiyah Gantong.
Perpaduan Rumah Keong Dengan Lanscape Danau Kirana yang Bekas Tambang Nan Ciamik.
Setelah puas dengan SD Muhammadiyah Gantong, kami pun melanjutkan perjalanan sekitar 3 menit menuju Rumah Keong. Rumah Keong ini terbuat dari Rotan sehingga membuatnya semakin unik. Jika kamu berjalan sedikit dari Rumah Keong kamu akan menemukan sebuah danau bekas galian tambang.
Air yang jernih dengan dermaga yang sangat instagramble. Sambil menikmati semilir angin belitung di atas dermaga dan tiga buah perahu warna-warni menjadikannya semakin ciamik.
Selain Unik dan Penuh Pesona, Vihara Dewi Kwan Im Ini Berada di Ketinggian, Suasana Sejuk Pun Sangat Terasa.
Puas dengan Danau Kirana, kami pun langsung mengisi perut yang sudah mulai keroncongan di sebuah restoran. Menu khas seafood serta makan di atas danau sungguh menggugah selera makan, apalagi tenaga yang sudah sudah mulai habis harus di charges lagi demi melanjutkan perjalanan.
Kami pun makan dengan santai dan melahap semua makanan yang tersedia menghabiskan waktu sekitar 90 menit lebih.
Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju Vihara Dewi Kwan Im. Roda mobil yang kami tumpangi melaju begitu kencang sambil sesekali diiringi dengan guyonan.
Hingga akhirnya gerbang Vihara Dwi Kwan Im dengan gagah dengan corak merah kuning khas cina menyambut kami dengan senyuman. Kemudian kami pun mulai eksplore selangkah demi selangkah anak tangga yang ada.
Rumah ibadah ini merupakan yang tertua di Belitung dan untuk memasuki area vihara kami harus menaiki tangga yang jumlahnya 86 anak tangga. Ada beberapa tempat sembahyang di tempat ini.
Kita dapat melihatnya satu per satu sambil menaiki tangga yang ada di sekitarnya. Dan yang pasti patung Dewi Kwan Im lah yang menjadi daya tarik utamanya.
Di Sore Hari, Tak Lengkap Rasanya Menutup Hari Dengan Ke Pantai Belitung. Salah Satunya Pantai Burung Mandi.
Tak terasa hari mulai beranjak sore, akhirnya kami pun memutuskan untuk menutup liburan hari ini ke Pantai Burung Mandi. Pantai termasuk menjadi favorit wisatawan karena keindahan pantainya. Hamparan pasir putih di bibir pantai dibalut dengan lautan biru yang sangat tenang.
Keindahan pantai ini semakin lengkap karena pepohonan yang rindang di bibir pantai sangat cocok untuk bersantai sambil menyeruput es kelapa muda. Selain itu, perahu nelayan berbaris dengan gagah untuk menunjang perekonomian sang nelayan.
Ah, sungguh tak terasa kantuk pun mulai menyapa dengan hembusan semilir angin. Dan akhirnya hari semakin sore, kami pun memutuskan untuk segera istirahat ke penginapan.
Sebelum Kembali Ke Jakarta, Kuliner, Rumah Adat Khas Belitung Serta Danau Kaolin Menjadi Saksi Terakhir Langkahku Di Bumi Laskar Pelangi.
Setelah lelah dan mengisi tenaga di hotel yang nyaman dan murah. Di hari terakhir belitung, kami pun masih melanjutkan perjalanan ke beberapa destinasi yang ada.
Mulai dari pantai di tengah kota sampai dengan kebun binatang serta museum. Namun yang paling menarik bagi saya di hari ketiga adalah makan mie belitung, Panasnya Danau Kaolin serta memasuki rumah adat Belitung.
Kuliner di Belitung Beragam dan Rasanya Enak-Enak dan Jangan Lupa Kopi nya Juga.
Tak lengkap rasanya menginjakkan kaki di sebuah kota tanpa harus mencicipi kuliner yang menggoda. Selama 3 hari 2 malam di belitung, kami menikmati berbagai kuliner khas belitung.
Mulai dari beragam makanan seafood yang di olah dengan masakan tradisional sampai dengan olahan khas cina, mie belitung yang tekstur sungguh berbeda dengan mie bangka. Dan tak lengkap rasanya tanpa ngopi di salah satu kopi terkenal belitung yaitu Tong Ji.
Mengenal Lebih Dekat Dengan Adat Belitung, Bisa Langsung Datang ke Rumah Adat Belitung.
Menginjakkan kaki di Belitung tak lengkap rasanya bila belum mampir ke Rumah Adat Belitung. Memasuki rumah adat yang berbentuk panggung ini kamu akan disambut dengan alunan musik khas melayu.
Suasana segar karena masih banyak pepohonan di lingkungan rumah adat ini semakin betah berlama-lama.
Di sini kamu bisa mempelajari adat-istiadat belitung, mulai dari pernikahan sampai dengan adat lainnya. Namun satu hal yang pasti, gak lengkap ya rasanya tanpa berfoto dengan menggunakan baju adat di depan rumah adat.
Meski Panas Memanggang Tubuh, Tutuplah Liburanmu di Danau Kaolin Sebelum Beralih Ke Toko Oleh-Oleh.
Terkenal dengan keindahannya dan air biru bagaikan oase di tengah panas dan keringnya area sekitar tambang.
Bahkan aku gak kuat berdiri untuk menikmati keindahan alam yang terpampang nyata ini karena panasnya sungguh menusuk sampai tulang. Jangan kan untuk menikmatinya, melihatnya saja dengan mata cukup sudah 5 menit.
Di balik keindahan danau kaolin, aku tak bisa menutupi bahwa ini "luka besar" di area bekas pertambangan.
Nah, bagaimana sudah tertarik untuk bertandang ke Belitung?