Aku Pergi Meninggalkanmu Karena Kamu Tak Memintaku Menua Bersama

Biarkan Saja Dia Pergi Tanpa Penjelasan
Sumber :
  • ENA

Olret – Tak terasa sudah sekian lama, aku terombang-ambing dalam keadaan yang semu. Kamu dengan mudah membuatku terdampar pada ruang yang abu-abu. Bahkan, kamu juga dengan mudah membuatku tak tahu harus melangkah kemana lagi dan tak tahu harus berbuat apa lagi.

Aku juga masih terbelenggu dalam keadaan yang semu, mendekatimu atau justru menjauhi secara perlahan. Kadang aku juga berpikir, apakah aku harus merelakanmu dan membiarkanmu hidup bahagia tanpa aku karena memang kamu tidak peduli dengan keberadaanku, dengan keadaanku bahkan dengan perasaanku.

Aku Memang Sangat Menyanyangimu, Tapi Kadang Aku Juga Merasa Lelah dan Tak Sanggup Lagi

Tak tahukah bahwa aku sudah lelah? Tak tahukah bahwa aku sudah tidak lagi sanggup menanti? Tak tahukah bahwa aku ingin pergi dari tempat ini? Aku butuh cahaya, entah itu matahari atau bulan. Aku butuh keluar dari sini. Tak peduli dengan kabar bahagia atau justru kabar buruk. Asalkan aku bisa menemukan keputusan.

Sebagai orang yang sudah lama kau beri arti, tentu aku ingin sebuah kepastian. Aku butuh itu untuk memutuskan akan dibawa ke mana hidupku setelah ini. Aku butuh itu untuk memutuskan akan disinggahkan ke mana hatiku setelah ini. Padamu, atau pada yang lain. Karena aku tahu bahwa hidup ini terus berjalan, dan tidak semestinya aku terdampar.

Yang Kuanggap Penting dan Prioritas, Hanyalah Sampah Belaka yang Tak Punya Arti Dalam Hidupmu.

Tapi nyatanya, kau tetap saja bungkam. Malah kau menghindar dariku. Dari pertanyaan-pertanyaanku. Seolah apa yang kuanggap penting, tidak sepenting itu bagimu. Apa yang kuanggap prioritas, bukan menjadi prioritas bagimu. 

Bagimu mungkin aku hanya manusia penuntut yang suka mengusik ketenangan hidupmu. Tapi bagiku, kau adalah manusia yang tidak memiliki tanggung jawab penuh untuk menghargai orang lain –yang pernah kau buat bahagia ini.

Raguku Terlalu Banyak dan Bahkan Menyiksaku Kapanpun, Itu Semua Hanya Karena Tak Pernah Ada Kepastian Darimu

Aku ragu jika kau menganggapku lebih dari apa yang pernah kau ucapkan sebelumnya. Aku ragu jika kau memikirkanku setiap malam, seperti yang pernah kau ucapkan sebelumnya. Aku meragu. Bahkan jika suatu saat nanti aku menghilang, aku meragu jika kau akan merasa kehilangan akan ketidakhadiranku.

Aku meragu jika kau akan mencariku. Aku meragu. Kau ternyata tidak menganggapku sepenting apa yang pernah kau ucapkan. Kau ternyata tidak pernah menganggapku ada, dan mungkin berharap agar kehadiranku tidak pernah ada. Atau mungkin, memang itu yang kau inginkan. Mungkin kau ingin aku segera pergi dari hidupmu.  

Dan Pada Akhirnya, Jika Aku Pergi Meninggalkanmu Juga Kamu Tak Akan Pernah Menahanku, Karena Aku Memang Tak Penting Dalam Hidupmu

Dan mungkin apa yang aku kira selama ini benar. Ketika aku mencoba pergi, kau tidak pernah menahanku. Ketika aku mengurangi intensitas kehadiranku, kau tidak pernah keberatan akan hal itu. Ketika aku angkuh dan acuh akan kehadiranmu pun kau tidak pernah merasa diacuhkan.

Ketika aku mendadak menghilang dari seisi dunia seperti senja di sore hari, kau pun tidak pernah merasa kehilangan. Maka, biarkan aku pergi. Biarkan aku menjalani hidupku sendiri. Biarkan aku menentukan keputusanku sendiri tanpa diskusi. Karena kehadiranku tidak lagi penting bagimu. Karena kepergianku adalah hal yang kau inginkan. Karena kau tidak juga memintaku untuk tetap tinggal.