Apakah Marco Karundeng Seorang Islam Phobia? Ancam Pengguna Jilbab dan Kopiah

Islam Phobia
Sumber :
  • google image

OlretMarco Marewou Karundeng, anggota Ormas Adat Pasukan Manguni Makasiouw, tengah menjadi sorotan netizen setelah unggahan kontroversialnya terkait jilbab dan kopiah.

Dari salah satu postingannya yang mengancam orang yang menggunakan Jilbab dan Kopiah tentu saja sangat membuat khawatir. Lantas apa ada yang salah dengan kedua hal tersebut? Bukankah Jilbab memang diwajibkan bagi umat muslimah.

Pada akhirnya mulai banyak yang mencari tentang Islam Phobia. Hal ini karena banyak orang di seluruh dunia memang yang sangat anti islam. Bahkan di Indonesia sendiri masih terdapat beberapa postingan seperti yang dilakukan oleh Marco Karundeng.

Apakah Marco Karundeng Seorang Islam Phobia?

Marco Karundeng

Photo :
  • twitter

Islamofobia adalah ketakutan dan permusuhan ekstrem terhadap Islam dan umat Islam yang sering berujung pada ujaran kebencian, kejahatan rasial, serta diskriminasi sosial dan politik.

Hal ini dapat digunakan untuk merasionalisasi kebijakan seperti pengawasan massal, penahanan (pemenjaraan), dan pencabutan hak pilih, dan dapat mempengaruhi kebijakan dalam dan luar negeri. Gulir ke seluruh kotak yang dapat diperluas di bawah untuk informasi lebih lanjut tentang Islamofobia.

Islamofobia sudah ada sebelum 11 September 2001

Islamofobia telah hadir dalam wacana Barat sejak Abad Pertengahan, ketika stereotip negatif terhadap Muslim membantu membangun dukungan masyarakat terhadap Perang Salib.

Penggambaran umat Islam sebagai orang yang tidak beradab dan penuh kekerasan juga membantu merasionalisasikan dominasi kolonial Eropa di sebagian besar dunia yang mayoritas penduduknya Muslim.

Dilansir dari bridge.georgetown.edu, Sarjana Amerika Edward Said (w. 2003) menggunakan istilah “orientalisme” untuk menggambarkan pola stereotip negatif terhadap Muslim dan masyarakat terjajah lainnya.

Istilah “Islamofobia” dipopulerkan dalam laporan tahun 1997 oleh Runnymede Trust, sebuah lembaga pemikir Inggris yang menangani rasisme dan prasangka etnis.

Islamofobia sebagai sebuah strategi

Islam Phobia

Photo :
  • google image

Seperti anti-Semitisme, rasisme anti-kulit hitam, homofobia, dan prasangka lainnya, Islamofobia sering digunakan untuk mempromosikan kebijakan diskriminatif yang demi kepentingan aktor politik.

Dimana Islamofobia berada?

Islamofobia terwujud di ruang publik dan privat di mana umat Islam dipandang sebagai tersangka dan tidak diterima; dalam diskriminasi di tempat kerja yang melarang praktik Muslim seperti mengenakan syal dan salat; di media tradisional dan sosial serta wacana politik di mana umat Islam digambarkan sebagai orang yang kejam, misoginis, dan tidak dapat dipercaya.

Hal ini terlihat jelas di tingkat lokal, negara bagian, dan nasional ketika dugaan kekerasan Islam digunakan untuk membenarkan pengawasan yang mengganggu terhadap komunitas Muslim domestik, dan di tingkat internasional ketika dugaan antipati Islam terhadap Barat digunakan untuk membenarkan tindakan perang.

Islamofobia lebih dari sekedar fobia terhadap Islam

Islamofobia tidak termasuk kritik rasional terhadap Islam. Namun, kritik terhadap Islam yang ditujukan semata-mata untuk mendukung tindakan sosial dan politik yang mendiskriminasi dan melanggar hak-hak umat Islam merupakan hal yang bersifat Islamofobia.

Islamofobia tidak terjadi secara acak

Islamofobia disebarkan melalui jaringan ideolog, suara media, lembaga pemikir, dan organisasi sosial dan politik yang didanai dengan baik.

Siapa yang terkena dampak Islamofobia?

Islamofobia mempengaruhi umat Islam dan mereka yang dianggap sebagai Muslim. Hal ini berdampak secara tidak proporsional terhadap mereka yang terlihat sebagai Muslim, seperti perempuan yang mengenakan jilbab dan orang-orang yang sering disangka sebagai Muslim, seperti laki-laki Sikh yang mengenakan sorban.