Makanan Apa Saja yang Tidak Boleh Dikonsumsi Orang Diare?

Tidak Boleh Dikonsumsi Orang Diare
Sumber :
  • freepik.com/author/jcomp

Olret – Iklim panas dan lembab di negara kita adalah suhu yang baik bagi bakteri dalam makanan untuk berkembang biak. Oleh karena itu, selain harus menjaga kebersihan makanan yang kita makan juga harus berhati-hati dengan makanan di berbagai restoran.

5 Tips Memilih Makanan Sehat Untuk Sahur, Biar Puasa Tenang dan Bergizi

Pilih restoran yang berkualitas dan amati bentuk, rasa, dan aroma makanan yang disantap setiap saat. Tapi kalau ada yang sial kena diare, tapi setelah diare. Harus sangat berhati-hati dengan makanan yang kamu makan, agar tidak menimbulkan diare terus menerus yang dapat menimbulkan gejala yang lebih parah hingga harus dirawat di rumah sakit.

Makanan untuk penderita diare

Manfaat pepaya bagi kesehatan

Photo :
  • -
5 Makanan yang Tidak Memiliki Rasa Asam, Namun Tinggi Vitamin C

Pertama-tama, kamu perlu mengganti jumlah air yang hilang dengan air mineral. Pilih air minum (direbus) yang dicampur dengan gula bubuk ORS (ORS) dapat dibeli di apotik, toko kelontong atau minimarket umum.

Minum ½- 1 gelas dengan cara diteguk perlahan sedikit demi sedikit, sering diteguk, namun jika tidak mampu membeli gula halus, mineral Untuk mencampurkan 1 sendok teh garam dengan 2 sendok makan gula dicampur dalam 1 botol air matang atau sekitar 750 cc.

5 Minuman yang Bisa Menghilangkan Rasa Ngantuk Selain Kopi

Selain larutan elektrolit oralit, kamu harus mengonsumsi makanan ini.

  • Makanan dengan rasa hambar, hambar yang mudah dicerna, seperti bubur, nasi rebus, dan sup.
  • Makanan rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan, udang cincang rebus.

Bila diare mulai membaik, maka mulailah makan makanan yang mengandung serat makanan seperti sayur dan buah (hindari buah jeruk untuk menghindari makanan untuk lambung), nasi merah, aneka biji-bijian, namun tetap pantang makan makanan pedas minimal 1 minggu.

Makanan yang harus dihindari saat diare

Tidak Boleh Dikonsumsi Orang Diare

Photo :
  • freepik.com/author/jcomp
  1. Semua makanan susu, susu segar, susu sapi, yoghurt, yoghurt
  2. Sayuran, buah-buahan dan jus
  3. Makanan pedas seperti salad Pepaya, Tom Yum, dll.
  4. Makanan yang sulit dicerna, seperti daging berlemak Tepung yang mengandung mentega Makanan laut seperti kerang, cumi, dll.

Namun, jika kamu adalah orang yang sering mengalami diare. Makan makanan yang tinggi serat seperti beras merah dan berbagai biji-bijian termasuk buah dan sayuran (tidak berasa asam) dapat membuat ekskresi kembali normal.

Dan bagi siapa saja yang mengalami diare karena terlalu banyak minum antibiotik. Artinya obat tersebut dapat membunuh semua bakteri baik di dalam usus, sehingga bakteri baik untuk usus harus ditambah seperti minum susu asam atau makan yogurt dengan mikroorganisme hidup.

Bagaimana cara menghindari diare

Dilansir dari sanook, berikut ini cara menghindari diare yang baik dan sangat disarankan.

  1. Kurangi makan makanan pedas, seperti sangat asin, asam, untuk mengurangi perut kembung.
  2. Kurangi makan makanan berfermentasi, karena ada resiko bakteri dari proses fermentasi yang tidak efisien.
  3. Pilih makan dari restoran atau pilih bahan baku makan yang bersih, terpercaya, dibersihkan dan dimasak 100% sebelum makan setiap saat.
  4. Jangan makan makanan yang telah dimasak sepanjang hari dan disimpan pada suhu yang tidak cukup dingin karena dapat menimbulkan jamur atau bakteri yang dapat menyebabkan diare.
  5. Jangan makan terlalu banyak, seperti makan di buffet atau puasa untuk satu kali makan Kemudian datang dan makan lagi. Karena makan sekali makan dalam jumlah banyak akan membuat dinding perut semakin mengembang dan mempengaruhi sistem pencernaan Sebaiknya ubah makan sedikit demi sedikit Namun lebih sering lebih baik. Dan hendaknya makanan dikunyah sampai tuntas setiap kali sebelum ditelan, jangan terburu-buru makan, telan terlalu cepat karena dapat mempersulit lambung untuk mencerna makanan Gas perut menyebabkan perut kembung makanan yang tidak dapat dicerna

Informasi yang terkandung dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat kesehatan atau medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memenuhi syarat mengenai pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki tentang kondisi medis atau tujuan kesehatan.