Sejarah Soto Semarang, Dari yang Dianggap Sebelah Mata Hingga jadi Primadona Kota
Olret VIVA– Kuliner yang satu ini pastinya paling tidak sudah sekali kamu nikmati bukan? Yap, soto semarang namanya. Seperti yang sudah melekat di namanya, soto ini berasa dari ibukota provinsi Jawa Tengah yaitu Semarang.
Jika ditelisik lebih jauh, semangkuk hidangan lezat ini memiliki sejarah panjang dan jadi salah satu saksi perkembangan kota yang identik dengan oleh-oleh lunpia.
Tak perlu bertele-tele lebih panjang lagi, yuk kita mulai jelajahi informasi detailnya di bawah ini!
Awal Mula Dikenalnya Soto Semarang
Soto pada mulanya dibawa oleh pedagang peranakan Cina yang mendarat di daerah pesisir Jawa Tengah.
Daerah yang menjadi destinasi perdagangan dan pelabuhan menjadi tempat dimana kamu dapat mencicipi hidangan soto dalam berbagai versi berbeda di tiap daerahnya, termasuk di Kota Atlas dengan soto kuah segarnya.
Jika ditarik lebih jauh lagi menurut sejarawan Denny Lombard, hidangan dengan cita rasa gurih segar ini memiliki sebutan asli caudo atau jao to yang memiliki arti “rerumputan”.
Oleh masyarakat setempat saat itu, pelafalannya berganti menjadi soto yang lebih mudah diucapkan.
Selain itu, di abad 19’an, juga terdapat makanan yang memiliki pelafalan mirip soto yaitu shao to atau sao to yang artinya memasak jeroan.
Makanan yang satu ini terdiri dari potongan daging sapi, ayam, kerbau yang disebabkan oleh proses akulturasi yang ada saat itu.
Kentalnya pengaruh budaya cina pada hidangan soto juga tetap ada sampai saat ini yaitu dengan ciri khasnya berupa mangkuk sup dari bahan keramik khas negeri tirai bambu.
Isian Dalam Seporsi Soto Semarang
Setelah menelisik tentang sejarah hadirnya soto, sekarang saatnya untuk mengulik semangkuk soto semarang yang dihidangkan kepada pelanggan.
Pada dasarnya, soto semaarang memiliki ciri khas dengan kuah kaldu segar beningnya yang menggoda lidah untuk menyantapnya hingga di tetes terakhir kuah soto.
Meskipun tampil dengan kuah bening, soto semarang tetap dengan ciri khas utama soto seperti lainnya yaitu kaya rempah khas Indonesia.
Dalam seporsinya, kamu bisa menjumpai nasi, bihun, suwiran ayam, seledri, bawang daun, bawang goreng, irisan tomat segar dan tentunya kuah segarnya.
Jika kamu menyukai pedas, kamu bisa menambah sambal untuk menambah kenikmatan.
Jangan lupa juga untuk memberikan sedikit perasan jeruk nipis agar semakin segar.
Biasanya, di meja akan tersedia berbagai pilihan lauk pendamping seperti perkedel, gorengan lain, atau aneka sate kecap yang siap menyempurnakan kelezatan dari hidangan soto ini.
Ingat ya, dalam seporsi soto biasanya hanya menyediakan versi kecil dan besar. Jadi kamu bisa menyesuaikan dengan porsi makan kamu,
Hidangan soto ini biasanya dinikmati sebagai menu sarapan atau makan siang, walaupun tidak menutup juga sebagai menu makan malam untuk menghangatkan tubuh dari cuaca dingin di musim penghujan seperti sekarang ini.
Itulah sejarah dan perkenalan soto semarang yang sekarang banyak berjamuran di setiap sudut kota semarang dan sekitarnya.
Walaupun banyak versi soto diberbagai daerah, soto yang satu ini tidak boleh absen untuk dinikmati barang kali sekali saja dalam periode tertentu.
Sudah berapa jenis soto yang kamu cicipi sampai sekarang? Menjadikan soto sebagai menu favorit atau menu makan di momen tertentu merupakan salah satu cara asyik buat melestarikan budaya Nusantara lewat kuliner bukan? Yuk, agendakan makan soto segera!