Part 2 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai
- https://ngayap.com/
Astagfirullah.aku pingsan tiga hari??
Tidak lama ibu tua tadi keluar. Dia berjalan lemah menghampiri kerumunan orang didepan. Disitu aku memperhatikan keriput tangannya. Ibu ini sudah tua sekali, mungkin usianya hampir tujuh puluh tahun. Disitu dia berbicara pelan, yang lain mendengarkan. Pada suatu kalimat beberapa orang tampak terkejut, lalu mengangguk-angguk tanda mengerti.
Bapak tadi lalu menghampiriku. “Jang, kita turun duluan ya. Kamu bapak bonceng. Temen kamu nanti nyusul turun. Soalnya motornya cuma satu.” Aku tidak bisa tidak selain setuju. Ketika akan mengangkat carrier, si bapak melarang. “udah disitu aja, biar nanti ada yang nurunin. Hayuk jang.” Kata si Bapak, ada sedikit nada memaksa.
Benar diluar ada motor yang diparkir. Si bapak naik kemotor dan menyalakannya. Aku lalu naik dibelakang. Tapi ketika digas motor itu tiba-tiba mati. Aku turun lagi karena si bapak tampaknya akan menyela motor. Sekali sela dan hidup. Aku naik lagi. Tapi ketika digas motor itu mati lagi.
Dua orang lalu menghampiri kami. Yang seorang menggantikan si bapak dan menyalakan motor. Motor itu kembali menyala. Dia lalu berjalan lima meteran lalu berputar lagi. Tapi kembali mati ketika aku naik ke motor.
Aku merasa tampaknya penghuni Ceremai tidak akan mau melepaskan kami dengan mudah.
Akhinya jam 4 sore si bapak itu memanggilku masuk. Didalam ada si ibu tua sudah menunggu. Ibu itu mengatakan sesuatu kepada si bapak yang mendengarkan dengan menunduk menatap lantai. Ibu ini pastinya tidak bisa berbahasa Indonesia.
“Jang, si emak udah berusaha tapi setan yang masuk ketubuh temen si ujang ada banyak. Dikeluarin satu, yang lain masuk. Begitu terus. Dan ada satu makhluk yang emak sendiri ngga bisa ngeluarin. Bentuknya ular hideung bertanduk.”
Aku mendengarkan dengan khawatir, intonasi si bapak mengisyaratkan ada kabar yang lebih buruk.
“Makhluk itu dendam sama temen si Ujang, karena temen si Ujang udah lancang ngotorin rumahnya ceunah. Jadi temen si Ujang mau diambil, mau dikawinin. “