Part 5 : Teror Pasangan Pendaki Mistis di Gunung Ciremai
"Di gunung ini lu ngga perlu salah apa-apa, cukup bengong aja lu bisa hilang. Jangan salah boy, setan ngga cuma bisa nyulik badan lu, mereka juga bisa nyulik jiwa lu. Makanya kalo gua ngomong dengerin! Bentaknya lagi. Dia lalu jalan berbalik sambil kembali menarikku.
" Bang, itu tolongin dulu mereka bang." Pintaku
Tapi dia tetap berjalan kembali ke jalur. "Bukan urusan gua." Jawabnya ketus.
Sambil berjalan terseret karena tarikannya, aku terus menerus menoleh ke belakang. Aku iba dengan pendaki-pendaki yang hilang itu. Dalam keadaanku sekarang, aku benar-benar memahami apa yang sedang mereka rasakan.
"Mata lu liat kemana!" Bentaknya lagi padaku.
Ketika menoleh, aku kaget karena wajahku hampir saja menabrak sepasang kaki yang menggantung. Terkejut dan kehilangan keseimbangan, aku jatuh terduduk. Kaki itu masih disitu, terjuntai lemah. Mataku membelalak menatap ngeri. Pemilik kaki itu adalah anak kecil seumuran adikku. Lehernya patah terikat tali yang menggantung di sebuah cabang pohon.
Aku semakin terkesiap saat menyadari didepanku membentang sebuah tanjakan terjal, pohon-pohon besar bercabang dengan ranting-rantingnya yang lebat hingga bulan tidak terlihat sedikitpun.