Pendakian Gunung Sumbing Via Gajah Mungkur Lengkap Dengan Video Perjalanan

- Viva/Idris Hasibuan
Olret – Gunung Sumbing menjadi salah satu idola para pendaki, tak pelak gunung ini selalu ramai dikunjungi. Salah satu jalur yang bisa kamu coba adalah pendakian Gunung Sumbing via Gajah Mungkur. Sebenarnya, ini bukan pendakian pertama aku ke Gunung Sumbing, karena sebelumnya sudah pernah mendakinya via garung.
Pendakian Gunung Sumbing 3371 Mdpl ini berawal dari ajakan Kak Maria. Namun sayangnya, perjalanan ini menjadi salah satu perjalanan yang membuat bulu kuduk merinding dengan pengalaman mistis.
Banyak hal yang tak terduga di pendakian kali ini. Penasaran bukan? Simak yuk, pengalaman pendakian gunung sumbing via gajah mungkur dari Ngayap.com berikut ini.
Cibubur Menuju Tebet Penuh Drama, Begitu Pula Tebet Menuju Basecamp Gunung Sumbing yang Berada di Wonosobo.
Pendakian Gunung Sumbing Via Gajah Mungkur
- Viva/Idris Hasibuan
Pendakian gunung sumbing via gajah mungkur ini menjadi salah satu pendakian yang penuh drama. Di awali dengan hujan yang tiba-tiba ketika menuju perjalanan cibubur Junction, sehingga akhirnya beralih dari ojek online menjadi taxi. Singkat cerita, sampailah saya ke Mepo yang berada di Tebet.
Sama halnya dengan open trip pada umumnya, molor adalah sesuatu yang lumrah, bahkan pendakian ini juga harus molor yang awalnya berangkat jam 8 harus berangkat menjadi jam 10 malam. Setelah memasuki elf yang sudah di sewa, drama pun belum usai. Karena supirnya ternyata membawa 2 penumpang lainnya sehingga ada sebagian yang tak mendapatkan tempat duduk.
Parahnya lagi, supir pun membawa kami melalui jalur non tol sehingga kami pun baru sampai do Basecamp sekitar jam 10 pagi (kurang lebih 12 jam perjalanan dari Jakarta ke Wonosoba), fantastis bukan?
Oh, iya selama perjalanan di elf juga, banyak bahasa selangkangan yang keluar dari peserta lainnya. Bukan hanya itu, bahasa kebun binatang juga banyak keluar dari peserta yang berasal dari Kalideres.
Aura Menyan di Basecamp dan Warga yang Ramah Berpadu Jadi Satu, Sungguh kearifan lokal yang keindahannya tiada tara
Gerbang Pendakian Gunung Sumbing ke Pos 1
- Viva/Idris Hasibuan
Setelah sampai di Basecamp, tak lama kemudian hujan pun membasahi tanah wonosobo yang subur. Kami pun makan dan menyiapkan semua keperluan masing-masing. Sebelum melakukan pendakian, semua pendaki yang akan mendaki akan diberikan informasi seputar Gunung Sumbing dan hal-hal yang tak boleh dibawa dan dilakukan.
Salah satu yang tak boleh di bawah adalah semua hal yang berwarna kuning dominan, mulai dari tenda, baju dan apa pun itu. Selain itu, kamu tak boleh mengucapkan kata-kata tak pantas serta ngomong “capek”. Setelah selesai dengan penjelasan tersebut, kami pun memulai pendakian dengan menggunakan ojek dari basecamp sampai gerbang pendakian.
Ditemani Gerimis Nan Mistis, Dari Gerbang Pendakian ke Pos 1, Semua berjalan dengan lancar.
Gerbang Pendakian Gunung Sumbing ke Pos 1
- Viva/Idris Hasibuan
Dari gerbang pendakian menuju pos 1, jalur pendakian masih cukup mudah dilalui. Jalanan setapak dengan sedikit menanjak masih menjadi teman perjalanan. Awalnya, semau peserta masih semangat dan terus melangkah kaki, dan sesekali istrihat sejenak di bawah rintik-rintik hujan.
Oh iya, jalur pendakian gunung sumbing di tandai dengan huruf abjad dari A sampai seterusnya. Dan setiap abjad memiliki jarak tertentu dan tidak sama. Selama perjalanan, obrolan santai masih tetap dilakukan beberapa peserta, dan setelah lama berjalan. Beberapa peserta pun mulai berpisah sesuai dengan kecepatan langkah kaki masing-masing
Oh iya sebagai informasi buat kamu, Pos 1 berada di ketinggian 1.825 mdpl.
Pos 1 ( 1.825 mdpl) Menuju Pos 2, Hujan yang Semakin Deras Membuat langkah kaki semakin berat.
Pos 1 Gunung Sumbing
- Viva/Idris Hasibuan
Hari semakin sore dan hujan pun tak kunjung berhenti, ditengah-tengah langkah kaki yang semakin pendek dan jarak pandang yang semakin sulit juga. Pendaki yang cepat pun semakin jauh sedangkan pendaki yang lambat semakin tertinggal. Tapi untungnya, pihak open trip memang sudah mengantisipasi hal ini dan sangat piawai dalam menganginya.
Aku pun yang semakin tertinggal dan 2 pendaki Kalideres yang bekerja sebagai Auditor di KAP Big Four selalu menunggu. Hingga akhirnya, tak lama kemudian Kak maria yang berada paling belakang mulai dekat dan akhirnya aku pun lebih memilih berjalan dengannya.