5 Hikmah Yang Bisa Diambil Dari Berita Pembunuhan Empat Anak di Jagakarsa Oleh Ayah Kandung
- viva. co. id
Olret –Semakin banyak berita soal pembunuhan dan bunuh diri yang muncul di ranah publik. Mirisnya, pelaku bukanlah orang lain, tapi orang-orang terdekat yang seharusnya mencintai dan melindungi korban.
Banyak kasus seperti anak membunuh ibu, suami membunuh istri, hingga yang paling terbaru seorang ayah membunuh 4 anak kandung di Jagakarsa.
Terduga pelaku tidak hanya membunuh anaknya, tapi juga telah melakukan KDRT terhadap ibu mereka hingga berdarah-darah dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Dan lagi, penyebab alias motif kejahatan pelaku adalah karena alasan ekonomi. Hal ini diketahui dari informasi warga setempat yang menyebut pelaku yang bernama P (41 tahun) sudah lama menganggur. Sehingga untuk membayar sewa rumah yang mereka tempati pun harus menunggak sampai empat bulan lamanya.
Namun, dibalik kekejaman terduga P dan juga kasus serupa, tentu kita harus bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah mengenaskan karena desakan ekonomi ini.
Ada banyak hal yang perlu kita jadikan renungan bersama. Dan Olretviva berusaha merangkumnya sebaik mungkin sebagai pelajaran dan pengingat. Semoga kedepannya kejadian pembunuhan seperti ini tidak terulang lagi.
1. Fokus Kembali Meraih SAMAWA Dalam Keluarga
Hikmah pertama dari kejadian-kejadian naas tersebut, mengingatkan kembali pada kita soal visi misi berumah tangga yaitu menjadikan keluarga samawa, yaitu keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.
Sebab keluarga yang samawa juga menjadi keluarga yang harmonis dan sehat secara mental. Pasangan alias suami istri yang saling menyayangi, menghormati dan mensupport satu sama lain.
2. Berhenti Pilih-Pilih Pekerjaan. Apapun Asalkan Halal
Di jaman sekarang mencari pekerjaan yang bonafide dan bergaji tinggi memang tidaklah mudah. Apalagi saat skill tidak mumpuni, usia yang sudah terlewat atau tidak punya koneksi.
Namun, bagaimanapun kehidupan dan kebutuhan terus berjalan. Dan, sebagai kepala keluarga, suami harus bekerja keras untuk keluarga.
Selain itu, suami yang tidak bekerja sangat mungkin melakukan tindakan kdrt dengan berbagai alasan. Seperti merasa tidak lagi berguna atau merasa direndahkan oleh pasangan.
Karena itulah, sebisa mungkin jangan pilih-pilih pekerjaan. Bekerjalah apapun itu dan semampu kamu. InsyaAllah, keluarga yang mencintai (samawa) akan tetap menghargai kerja keras suami, bahkan turut membantu sebisanya.
3. Diam Bukan Solusi Saat KDRT Terjadi
Salah satu alasan KDRT masih sering terjadi karena korban banyak yang memilih diam. Padahal kdrt bukan aib dalam rumah tangga apalagi jika sudah hampir membunuh nyawa.
Berani melapor akan menyelamatkan dirimu juga anak-anakmu, bahkan mental suami sendiri. Jangan sampai menunggu ada korban dulu baru bertindak atau hanya tinggal menyesalinya saja.
5. Tingkatkan Kepedulian Antar Tetangga dan Jangan Diam Saat Tahu/Melihat KDRT
Selain korban, tetangga atau orang yang tahu kekerasan itu juga diam, bisa menjadi penyebab kdrt hingga pembunuhan terjadi.
Meski, itu urusan rumah tangga orang lain. Jangan memilih untuk abai dan tidak peduli. Jika tidak mampu sendirian, bisa meminta bantuan ketua rt/rw, bisa ke dinas sosial, melaporkan ke pihak yang berwajib dan lain sebagainya.
Seperti saat ibu ke-empat anak ini di rumah sakit karena luka-luka penganiayaan, tetangga atau saudara harusnya mencoba mengambil anak-anak yang masih kecil itu, atau menghubungi dinas sosial, pemerintah setempat untuk mengamankan karena ayahnya jelas dalam kondisi emosional yang tidak baik-baik saja.