5 Alasan Membandingkan Anak Dengan Orang Lain adalah Dosa Pengasuhan
- freepik.com
Olret – Kita hidup dalam lingkungan yang kompetitif dan sifat kompetitif dibangun dalam sistem kita sejak kecil. Anak-anak muda membandingkan popularitas mereka dengan berbagai cara - media sosial, ruang ujian, citra tubuh, status keluarga, dan banyak lagi.
Orang tua juga mulai memperhatikan bagaimana anak-anak lain menonjol dan membandingkan kelemahan atau kekuatan anak-anak mereka sendiri dengan anak-anak lain.
Banyak orang tua berpikir bahwa melakukan hal ini akan mendorong anak-anak mereka untuk menjadi orang yang lebih baik, tetapi terkadang hal itu dapat berdampak negatif pada anak mereka.
Berikut adalah beberapa alasan untuk tidak membandingkan anak kamu dengan orang lain:
1. Merasa minder
Megha Chopra, orang tua, penyair, dan pengusaha, berkata, “Fakta bahwa hal itu sangat merusak harga diri anak kamu adalah salah satu argumen paling mendasar yang menentang perbandingan dengan anak lain. Jangan biarkan anak kamu merasa lebih rendah dari orang lain karena setiap perbandingan adalah serangan kekerasan diam-diam terhadap harga diri seorang anak.”
2. Harga diri yang rendah
Anak-anak menerima kritik dari keluarga mereka dengan sangat pribadi. Mereka mungkin mengembangkan keyakinan bahwa ada sesuatu yang salah dengan diri mereka. Jika mereka terus-menerus diberi tahu, mereka tidak cukup baik dibandingkan dengan anak-anak lain.
Perasaan "Saya tidak cukup" merayap masuk dan tetap tidak aktif seperti sel pembatalan, sampai suatu hari suatu pemicu mengaktifkan rasa sakit laten itu dan mengirimkan pikiran dan tubuh ke dalam kekacauan.
3. Dapat menimbulkan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah manifestasi yang jelas pada anak-anak yang mengalami perbandingan. Motivasi anak akan dirusak dan tingkat stres dan kecemasan mereka akan meningkat jika kamu membandingkannya dengan anak lain.
Alih-alih membandingkan anak, duduklah bersama mereka, bicarakan alasan dan kesulitan yang mereka hadapi. Orang tua selalu menjadi panutan bagi anaknya, berhati-hatilah dan jangan mencitrakan pola asuh yang buruk.
4. Anak merasa ditolak
Tragedi terbesar bagi seorang anak adalah ditolak karena keasliannya, dan mengadaptasi versi yang menyenangkan orang tuanya. Penolakan pada usia muda itu menabur benih masalah kesehatan mental yang pasti.
5. Bisa menambah kompleks superioritas juga
Menurut Chopra, terkadang perbandingan juga dapat membuat seorang anak percaya bahwa dia lebih unggul daripada yang lain, merampas kerendahan hatinya dan secara halus menanamkan kesombongan ke dalam kepribadiannya.