Ketika Harta Jadi Ujian, Lebih Baik Hidup Sederhana Asal Berdua Bahagia Selamanya
Terbukti banyak sekali perpisahan terjadi karena factor ekonomi. Biasanya, istri/wanita yang lebih banyak menggugat dalam hal ini. Mereka merasa suaminya tak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau kebutuhan tersier istrinya.
Sehingga saat ada orang lain yang hadir, banyak wanita yang lemah imannya memilih pergi dan meninggalkan suami bahkan anak anaknya.
Hal ini tentu saja diperbolehkan, namun dengan kondisi dimana suami tebukti malas untuk berusaha memenuhi tanggung jawab dan kebutuhan keluarga. Apalagi sudah dijelaskan pula, jika suami tidak memberikan nafkah selama 3 bulan berturut turut, berbuat KDRT dan semena mena pada istrinya, sudah di hukumi jatuh talak, dan istri diperbolehkan untuk menyatakan Khulu’.
Namun sebaliknya, jika alasan istri meninggalkan suami, karena perkara harta, dimana suami sudah berjuang sekeras mungkin. Pergi pagi, pulang pagi, dan setidaknya sudah berhasil memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, maka hal ini akan berbeda hukumnya. Dan sungguh hanya Allah yang Maha Tahu isi hati manusia.
Oleh sebab itu, mengingat kemiskinan juga merupakan ujian Allah, maka cobalah terima dengan sabar dan ikhlas.
Tunjukkanlah seperti janji awal pernikahan, bahwa kamu siap menerima bagaimanapun kondisi pasanganmu dan tetap tulus mencintai, juga melayaninya sepenuh hatimu. Meskipun, manusia tidak bisa hidup tanpa materi, tapi bahagia pun tak selalu perkara materi.