5 Alasan Seseorang Tetap Mempertahankan Pasangan Meski Ketahuan Selingkuh

Ilustrasi janji pernikahan yang ternodai
Sumber :
  • https://www.pexels.com/@Ku3WeddingHouse

Orlet - Berkaca dari kasus rumah tangga Virgoun dan Inara Rusli, pasangan selebriti yang menyita perhatian publik akhir-akhir ini karena terbongkarnya kasus perselingkuhan si lelaki. Meski sang suami telah memutuskan untuk menggugat cerai, harapan Inara agar pernikahannya tetap utuh begitu besar.

11 Teknik di Ranjang yang Harus Diketahui Pria Menurut Aktris Porno

Tak hanya Inara Rusli, banyak kasus-kasus serupa dimana wanita tetap berusaha keras mempertahankan biduk rumah tangganya meski badai perselingkuhan menghantam begitu kuat. Lalu, alasan apakah yang mendasari tindakan tersebut? Inilah pembahasan yang akan kita ulas.

1. Ibadah

5 Alasan Ketika Semakin Menua, Temanmu Juga Semakin Berkurang

Perkara halal namun sangat dibenci Tuhan adalah perceraian. Kesuksesan besar iblis adalah memisahkan pasangan suami istri. Banyak wanita yang memegang teguh prinsip bahwa menikah adalah janji suci di hadapan Tuhan, pernikahan adalah ibadah terpanjang hanya boleh terjadi sekali seumur hidup. Apapun rintangannya akan selalu dihadapi dengan sabar dan ikhlas.

Tingkah suami yang kerap menguji hati pun suatu saat diharapkan dapat berubah. Sungguh wanita yang amat kuat secara mental. Tidak peduli berderai air mata. Hatinya yang tulus memaafkan dan tetap mengharapkan sang suami kembali ke pelukannya meski telah jatuh cinta pada perempuan idaman lain.

7 Tanda Perempuan Tulus yang Patut Diperjuangkan, yuk Simak!

Benarkah sikap demikian diperbolehkan? Kembali pada prinsip yang dipegang masing-masing orang. Namun, perlu diingat apabila bertahan dengan suami yang hobi ganti pasangan dapat berakibat buruk bagi diri sendiri contohnya ikut tertular penyakit menular seksual.

Sangat disayangkan bukan, suami berkeliaran diluar kulakan penyakit, istri menjaga diri di rumah kemungkinan besar kena getahnya.

2. Anak-anak

Tidak ingin melihat anak tumbuh tanpa kehadiran ayah kandungnya, kerap membuat seorang ibu merasa bersalah jika harus memilih berpisah dengan pasangan. Kendati hatinya remuk redam akibat ulah suami, kebahagiaan anak-anak tetap nomer satu.

Perpisahan kedua orang tua memang terasa menyakitkan bagi buah hati. Tidak mudah menerima kenyataan bahwa keluarganya hancur. Apalagi setelah bercerai orang tua tidak akur, tidak saling bekerja sama membesarkan anak meski tak lagi satu atap, saling bermusuhan, ditambah masing-masing telah memiliki pasangan baru, tentu semakin memperkeruh perasaan dan pikiran anak.

Meski begitu perlu digaris bawahi, anak yang tumbuh dalam keluarga kurang harmonis dapat mempengaruhi mental mereka ke depannya. Menyaksikan ayah ibunya sering bertengkar akan menimbulkan kesedihan mendalam. Memberikan lingkungan yang damai tentram di dalam rumah untuk anak-anak adalah tugas orang tua. Menjadi anak broken home bukanlah keinginan mereka. Jika berpisah lebih baik mengapa tidak?

3. Nafkah Lancar

Percaya atau tidak, wanita yang telah mati rasa akibat tindakan suami yang diluar batas main perempuan sana-sini hingga membuat sang istri bersikap masa bodoh yang penting nafkah lahir lancar, dia tidak mau ambil pusing. Menghabiskan pikiran overthinking bikin tekanan batin, lebih baik ia menyenangkan diri dengan uang yang suaminya berikan. Rasa cemburunya yang kerap diabaikan berbuah ketidakpedulian pada sang suami selain hanya karena harta.

4. Masih Mencintai

Bertahun hidup bersama melewati pasang surut kehidupan, suka duka dijalani berdua, sehat sakit saling menjaga mana mungkin kenangan indah semacam itu lenyap tak berbekas bagi perempuan yang sangat mencintai dan menghormati sang suami.

Baginya suami adalah pintu surganya. Kehadiran wanita lain yang merusak rumah tangga dalam sekejab tidak dapat diterima oleh akal dan hatinya. Menurutnya meskipun sang suami bersalah namun kunci perselingkuhan adalah wanita. Jika digoda ia tak menggubris maka lelaki akan mundur perlahan.

Masih mencintai menjadi alasan kuat wanita memilih jalur damai, meminta mengulang semua dari awal, tiada perpisahan, tiada perceraian namun kembali menata kehidupan pernikahan yang telah hancur agar utuh kembali. Meski tidak mudah apabila salah satunya tetap menghendaki untuh mengakhiri.

5. Khawatir Tidak Dapat Menghidupi Anak

Sesungguhnya meski telah bercerai, nafkah anak tetap harus ditanggung ayah kandung dan pihak keluarga suami. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak kasus seorang suami menelantarkan buah hati setelah bercerai dari sang istri. Penyebabnya macam-macam, mulai dari karena membenci mantan istri, dilarang istri barunya, melupakan anaknya, tak mau berhubungan lagi dengan mantan istri dan anak, dan lain sebagainya.

Tuhan menitipkan buah hati dan telah mengatur rezeki anak-anak sebagaimana mestinya. Tidak ada satu pun makhluk di dunia ini yang tidak dijamin kehidupannya.

Khawatir, cemas merupakan perasaan manusiawi. Yang salah adalah berlebihan merasa takut akan masa depan yang belum pasti terjadi hingga terkesan mendahului Tuhan.

Tak perlu takut dan risau. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa. Semoga kehidupan sesulit apapun yang kita hadapi Tuhan angkat derajat kita. Demi kesehatan jiwa, kewarasan diri jangan pernah takut terlepas dari hubungan toxic.

Sekian pembasahan mengenai lima alasan wanita kekeuh mempertahankan rumah tangga yang telah porak poranda akibat adanya orang ketiga. Semoga pernikahan kita dijauhkan dari hal-hal buruk.