Semoga Hati Kita Bisa Saling Berdamai, Lalu Mengikat Kembali
- tvN
Jakarta, Olret – Kenyataannya, ada ketidakberesan yang sedang kita alami. Sikap kita sudah saling mengakui. Walaupun mulut kita sudah lama menutupi. Sekarang, kita harus sama-sama dewasa untuk menghadapi. Bukan malah mencari seribu cara untuk menghindari.
Dan kalau kamu memang berani; coba jujur dengan hatimu sendiri. Aku juga akan mencoba dengan hatiku sendiri. Lalu, kita sama-sama terbuka mengenai ketidakberesan ini. Aku bocorkan bagian dirimu yang tak aku sukai, begitu juga dengan dirimu. Selanjutnya, kita bisa saling menerima dan memperbaiki. Semoga hati kita bisa saling berdamai. Lalu mengikat kembali. Lebih erat lagi. [Kutipan Buku Menata Hati]
Pada Dasarnya Semua Orang Punya Sisi yang Menyebalkan.
Pada dasarnya, semua orang itu punya sisi yang menyebalkan. Tinggal menunggu waktu saja, sisi menyebalkan itu akan hadir di hadapan kita. Masalahnya, kita mau menerima apa tidak kenyataan itu.
Kalau kita tidak menerima, hidup kita malah jadi semakin menyebalkan melihat orang-orang menyebalkan di sekitar kita. Belum lagi, jika orang itu adalah orang-orang terdekat kita, atau orang yang selama ini kita kenal dengan kebaikannya, dan tiba-tiba sisi menyebalkannya keluar di hadapan kita.
Pasti rasanya akan berkali-kali lebih menyebalkan. Tapi kalau kita menerima, karena begitulah adanya manusia, kita akan lebih sabar menghadapi orang-orang yang menyebalkan itu. Karena sekali lagi; pada dasarnya semua orang itu punya sisi yang menyebalkan. [Kutipan Buku Genap]
Bukan Bersama-sama Siapa Kita Bahagia Tapi Bagaimana Kita Bahagia Bersama Siapa pun yang Kelak Menjadi Jodoh.
Lagi pula, jika pun orangnya bukan kamu, orang lain yang entah siapalah, dia juga pasti punya kekurangan yang harus aku hadapi, bukan? Bisa jadi malah kekurangannya jauh lebih banyak dari pada kamu.
Ada yang pernah bilang, kalau dalam hidup ini, kita hanya akan menghadapi dua hal. Pertama hal yang bisa kita kendalikan, kedua hal yang nggak bisa kita kendalikan. Untuk apa yang bisa kita kendalikan, ya kita harus berusaha untuk memperbaikinya. Sebaliknya, tak perlu susah-susah menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, juga perasaan untuk berusaha mengendalikan apa-apa yang memang nggak bisa kita kendalikan.
Capek hati pastinya. Sayangnya, kekurangan orang lain, termasuk kekurangan kamu ada dalam katagori yang kedua. So, pada akhirnya, ini semua bukan tentang kamu atau aku yang banyak kekurangannya, tapi bagaimana sikap kita (yang tentu saja bisa kita kendalikan) dalam menghadapai kekurangan kita msing-masing. Dan ternyata, semuanya akan jauh lebih mudah, kalau kita sudah saling menerima. [Kutipan Buku Genap]