Aku Tak Sebaik yang Kamu Ucapkan, Namun Tak Seburuk yang Terlintas Dihatimu
- pexel
Olret – Kita sebagai manusia dikaruniai oleh Allah SWT akal dan pikiran. Sehingga qt bisa mengira dan beranggapan akan suatu hal yang belum menjadi kenyataan.
Inilah prasangka. Ada dua prasangka yang kita ketahui yaitu, prasangka baik dan prasangka buruk. Yang mana pada masing-masing prasangka, sebenarnya ada ukuran yang harus dijaga. Pada tiap-tiap keadaan, ada jenis prasangka yang harus utamakan.
?Prasangka Baik?
Prasangka sudah menjadi naluri kita sebagai manusia. Namun, pertanyaannya adalah prasangka yang mana yang sering ada pada pikiran kita? Semoga prasangka baik yang muncul dalam keseharian kita.
Karena prasangka baik, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dijamin masuk surga padahal sahabat tersebut masih berada di dunia. Mengapa? Abdullah bin Amr bin Ash -sahabat nabi yang lain- penasaran dan akhirnya mencoba ikut bermalam selama tiga hari dengan beliau.
Ternyata amalan beliau juga biasa-biasa. Tapi, yang menjadi penting adalah beliau selalu berprasangka baik kepada siapa saja. Selalu memaafkan dan menghilangkan rasa dengki yang ada.
Sehingga ini yang membuat beliau dijamin surga. Dan justru ini yang sulit yang dilakukan oleh kita, manusia pada umumnya. Berprasangka baik harus kita lakukan siapa saja. Kepada diri sendiri, agar selalu semangat dalam memperjuangkan hidup kita, Kepada orang lain, karena selalu ada kebaikan dalam tiap-tiap manusia. Kepada Allah SWT, karena prasangka-Nya tergantung dari prasangka kita.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-Ku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalau dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.’" (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika qt berprasangka bahwa Allah SWT Maha Pengampun, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa qt. Begitu pula sangkaan yang lainnya. Tetapi, sangkaan qt juga harus selaras dengan amalan. Prasangka baik sudah seharusnya membuat qt semakin semangat dalam berbuat kebaikan. Karena qt harus yakin bahwa Allah SWT akan membalas semua prasangka.
?Prasangka Buruk?
Informasi yang ada di sosial media, belum tentu itu fakta. Dan apa yang ada dalam prasangka kita , belum tentu menjadi nyata. Yang kita sangka buruk dari orang lain, belum tentu itu yang terjadi sebenarnya. Maka dari itu, prasangka buruk yang tersampaikan adalah bagian dari dusta.
Rasulullah SAW bersabda, "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Prasangka yang buruk adalah awal dari perbuatan tercela lainnya. Seperti mencela orang lain, mencari-cari kesalahannya, hingga pada akhirnya menghakimi mereka. Apalagi sosial media membuat semakin mudah untuk melakukannya. Hanya sekedar beberapa ketuk jari, tampillah komentar kita. Maka, sudah seharusnya kita menjadi semakin waspada akan godaan-godaan prasangka. Apakah kita mau memakan bangkai saudara?
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Mari mulai saat ini juga, hindarkan diri qt dulu dari prasangka yang buruk. Baru kemudian orang-orang terdekat dan teman, kita bujuk. Mari bersama-sama istighfari diri kita. Memohon ampun atas segala prasangka yang sudah telanjur tersampaikan ke orang lain maupun sosial media. Islam mengajarkan qt untuk tidak membiarkan kejahatan atau kemungkaran. Sehingga pada keadaan seperti inilah prasangka buruk diperbolehkan.
Kemudian hendaklah kita mengubahnya semampu mungkin, jika qt melihat jelas ada perbuatan kejahatan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Pada akhirnya, kita harus memahami bahwa di antara dua prasangka ada ukuran dan keadaannya. Sehingga kita harus hati-hati dalam setiap prasangka.qt juga harus mengerti bahwa pertengahan adalah sebaik-baik prasangka. Karena kita tak selalu baik dalam pandangan manusia.
Karena kita juga tak seburuk apa yang terlintas di hati mereka. Semoga qt dijadikan yang lebih baik daripada apa yang orang lain sangka. Semoga Allah SWT mengampuni kita atas aib-aib yang tidak diketahui mereka.
Artikel ini merupakan status di Grup Facebook Motivasi Hijraj Indonesoa oleh Mutmainahrahman. Semoga bermanfaat.