Review DramaThailand Dinosaur Love, Kisah Cinta di Masa Kuliah
Seri selanjutnya adalah kekaburan yang bisa dilupakan. Otak saya masuk ke mode pelestarian dan hampir tidak bisa mengingat omong kosong bodoh dari setiap episode. Film ini juga kurang kreatif, terus-menerus mendaur ulang plot klise, lelucon kekanak-kanakan, dan skenario romantis yang klise.
Banyak alur cerita yang membangkitkan deja vu yang tidak diinginkan karena kiasan yang terlalu sering digunakan muncul di drama ainnya. Dinosaur Love membantai semua ide basi, menjadikannya lebih rendah dari aslinya.
Rak adalah protagonis polos dengan kepribadian yang lembut. Dia bereaksi terhadap segala sesuatu dengan malu-malu, takut-takut, dan hambar. Awalnya, Rak menyesali drama hubungannya, membuatku kesal meskipun dia dalam situasi yang simpatik.
Belakangan, karakter hampa ini tidak menunjukkan substansi apa pun selain kehidupan cintanya. Hal ini tidak membantu jika pemainnya (Kong) memiliki sedikit karisma dan gagal memberikan pesona ke dalam peran tersebut.
Penampilan dramatisnya sungguh menyedihkan, apalagi saat diminta menangis. Rentang aktor ini terdiri dari senyuman hampa di setiap adegan. Maaf terus terang, tapi dia belum siap untuk peran utama dalam serial ini.
Sebaliknya, aktor Dino (Pepper) tampak energik dan memandu interaksi mereka dengan sengaja. Namun, karakternya membuatku kesal. Dia berperilaku seperti protagonis stereotip dalam drama ini, namun kelemahan kepribadiannya lebih jelas. Dino seharusnya lebih baik dari pacar terakhir Rak.
Namun, Dino bertindak sebagai orang yang membutuhkan, merasa tidak aman, dan sembrono seperti mantannya. Aku benci sikap posesifnya terhadap Rak. Dino melontarkan komentar remeh dan mengamuk karena cemburu alih-alih mempercayai komitmen pasangannya.
