Part 5 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan
- Viva/Idris Hasibuan
Olret – Untuk part kamu bisa baca disini ya Part 4 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatra Selatan
Dalam kekalutan itu, aku bingung harus bagaimana? Bagaimana caraku menolong jika aku tak melihat apapun? Sementara Anes terus nampak bergulat dengan sesuatu yang tak kasat mata sambil mulutnya terus menerus meminta pertolongan pada Tuhannya.
Yuni menangis sambil berdoa, sementara Bang Amran yang masih kemasukan terus saja berteriak: TINGGALIN AJA! TINGGALIN AJA! BAWA!! HAHAHA!!! Bang Idan sambil memegangi Bang Amran yang berusaha berontak, berteriak pada kami, "jangan diam aja! Bantu doa!"
Yuni kembali menangis dan berteriak-teriak dengan histeris. Sementara Ale tiba-tiba saja menjatuhkan dirinya dan meringkuk dengan tubuh gemetar. Dengan menyeret Bang Amran bersamanya, Bang Idan mendekati Ale.
"Le, kenapa Le?" Bang Idan bertanya sambil mengguncang-guncangkan bahunya. Ale tak bereaksi apa-apa, tubuhnya malah semakin meringkuk, tangannya ditangkupkan menutup telinganya dengan erat.
Kali ini Bang Idan bertanya lagi sambil sedikit menepuk pipinya, "Le, ada apa Le??"
Ale yang tiba-tiba menyadari Bang Idan ada didekatnya, menjawab dengan suara yang gemetar karena takut, "Bang, tolong aku Bang."
"Ada apa, Dek. Bilang sama Abang." Balas Bang Idan dengan lembut.
Tubuhnya semakin gemetar, tangannya mengibas-ibaskan telinganya, "Makhluk hitam berbulu itu, Bang. Dia terus-terusan bisik di telingaku. Aku takut Bang." Suara Ale kian bergetar.
"Bilang apa dia??" Tanya Bang Idan, suaranya terdengar tegang.
"Dia suruh aku dorong Alpin, bang." Jawab Ale sambil tangannya menunjukku. Tangisnya langsung pecah. Mendengar jawaban Ale, tubuhku mendadak gemetar hebat. Bang Idan menatapku dan memintaku Istighfar.
Bang Idan memeluk Ale dan berbicara di telinganya, "Ngucap Dek, istighfar. Kuasai dirimu. Jangan lihat makhluk itu, anggap dia ngga ada, anggap suaranya ngga ada."