Part 6 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan

Gunung Kawi
Sumber :
  • instagram

Aku berlari di antara penampang-penampang yang berisi buah-buah kubis yang besar dan nampak masak. Di antara kubis-kubis itu kadang terselip terong-terong besar berwarna ungu. Aku langsung teringat pada rasa laparku. Tapi itu bisa menunggu, mudah-mudahan pemilik pondokan mengijinkan kami memakan beberapa buah terong yang tampak segar tersebut.

Cinta adalah Pertautan Hati, Emosi, juga Rasa

Pondokan itu dibuat dari batang bambu yang dibelah dua. Ada tangga kecil yang mengarah ke teras pondokan itu. Di teras itu nampak bale-bale kayu, sementara lampu kaleng tampak menempel di dinding. Dengan sigap aku naik ke tangga itu dan mengucap salam.

"Assalamu'alaikum... " Aku mendengar suara salam ku sendiri yang terdengar sedikit antusias. Tapi tidak ada jawaban.

Rindu Ini Tak Pernah Ku Tinggalkan Sendirian

Setelah beberapa kali mengucap salam, akhirnya kudengar suara dari dalam pondokan, disusul pintu yang terbuka. Pemilik pondokan itu adalah seorang kakek yang berusia sekitar 60 tahun. Wajahnya nampak tidak ramah. Lalu tanpa membalas salamku dia bertanya dengan nada yang terdengar jengkel.

"Ada apa? Siapa?" Tanyanya.

Pesan Pendaki Ini Viral di TikTok : Jika Tak Mampu Bawa Sampah Sendiri, Rebahan Saja di Rumah

Aku menjawab sesopan mungkin, "Saya Alpin, Pak. Saya mau numpang istirahat."

Dia menatapku, masih dengan tatapan jengkelnya kemudian bertanya, "Dari mana?"

Halaman Selanjutnya
img_title