Pendakian Gunung Prau Via Patak Banteng Lengkap Dengan Travel Video

Pendakian Gunung Prau Via Patak Banteng
Pendakian Gunung Prau Via Patak Banteng
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

Olret – Di penghujung tahun 2021, hasrat untuk mendaki kembali tak terbendung. Setelah gagal summit attack di Gunung Merbabu. Akhirnya kuputuskan kembali untuk mendaki dari Gunung yang sangat bersahabat dengan pendaki. Kamu tahu kan maksudnya?

Tepat sekali, kali ini aku kembali mengikuti open trip untuk menikmati keindahan gunung prau. Katanya pendakian gunung prau via patak banteng membuat kita ingin kembali. Betul sekali memang, sebenarnya ini bukan kali pertama aku kesini.

Aku kesini kedua kalinya dengan kisah yang berbeda, dengan orang yang berbeda dan tentu saja dengan cerita yang menarik. Penasaran bukan?

Selalu Ada Kisah Menarik Dari Setiap Petualangan, Mulai Dari Nyasar di Jalanan Sampai Dengan Kehebohan Teman Seperjalanan.

Setiap perjalanan selalu menyimpan kisah tersendiri. Kelak, setelah rambut sudah tak hitam lagi, kamu pun mulai mengeja kenangan yang pernah terukir apik. Begitu juga kali ini, aku dan segerombolan pendaki yang tergabung di open trip ini, tentu saja memiliki kisah masing-masing.

Dari jakarta sampai ke Wonosobo, perjalanan indah ini pun dimulai. Dari jaim sampai saling kenal, kemudian mengakrabkan diri. Sehingga akhirnya tak terasa sampai basecamp, kami pun istirahat sejenak, sarapan dan tentu saja packing ulang.

Beriring Doa Kepada Tuhan, Pendakian Gunung Prau Via Patak Banteng Pun Resmi di Mulai. Setiap Rapalan Doa Dari Peserta Menjadi Salah Satu Kunci Suksesnya Perjalanan.

Kebahagian pendaki gunung prau di basecamp

Kebahagian pendaki gunung prau di basecamp

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Layaknya setiap aktivitas, semuanya harus di mulai dengan niat tulus dan rapalan doa kepada sang pencipta. Tak muluk-muluk, harapannya hanya satu. Mendaki dengan selamat dan kembali pula dengan selamat. Kami pun berdoa dan kemudian mengabadikan momen berharga ini. Momen dimana wajah-wajah semangat dan ceria menjadi daya tarik utama. Sebelum pada akhirnya rasa lelah mulai menyapa.

Dari basecamp ke pos 1, kamu bisa melakukan berjalan kaki dengan jarak tempuh kurang lebih 15-25 menit. Dengan jalanan kampung yang bagus, disamping kiri kanan pula kelak banyak perkebunan warga. Mulai dari kentang sampai dengan kol.

Namun bagi kamu yang ingin santai dan lebih cepat. Tak ada salahnya untuk menggunakan ojek Gunung Prau. Bukannya malas, tapi tak ada salahnya kan untuk ikut sumbangsih atas usaha warga lokal. Jika menggunakan ojek, hanya diperlukan waktu kurang lebih 5 menit dengan duduk manis.

Perjalanan Santai Dengan Sedikit Tanjakan Pun, Mulai Melatih Langkah Kaki Dengan Sabar.

Suasana perjalanan dari Pos 1

Suasana perjalanan dari Pos 1

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Setelah sampai di pos 1, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pos 2. Di mulai dari tanjakan sedikit demi sedikit namun masih mudah dilalui. Sehingga akhirnya, kami pun istirahat sejenak di sebuah warung, untuk menyantap potongan semangka. Tak lama kemudian, kami pun kembali melakukan perjalanan menuju pos 2.

Awalnya, kami yang hanya terdiri dari satu rombongan. Kini harus terbagi menjadi tiga, karena memang harus sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Aku dan yang lainnya yang berada di gerombolan kedua, memilih melanjutkan perjalanan dengan santai namun pasti.

Sepanjang jalan menuju pos 2, kami pun saling mengobrol dan menyemangati. Pemandangan yang menakjubkan dengan cerita yang menarik menjadi topik yang manis dari perjalanan ini. Sehingga akhirnya, tak terasa kami pun sampai di Pos 2 dan mengabadikan momen bahagia kembali.

Bukan Perihal Kekuatan Fisik Lagi, Namun Tekad dan Semangat yang Bulat Membuat Kami Tetap Menikmati Perjalanan Menuju Pos 3.

Mengabadikan moment di Pos 2 Menuju ke Pos 3

Mengabadikan moment di Pos 2 Menuju ke Pos 3

Photo :
  • Viva/Idris Hasibuan

Rasa lelah mulai menyapa kembali, perjalanan menuju Pos 3 ini menjadi salah satu yang harus dilalui. Diantara kami pun ada yang mulai menggerutu, kadang emosi juga menyertai. Namun ada juga yang masih tenang dan menikmati perjalanan sambil memberikan semangat.

Betul adanya, mendaki itu salah satu cara menyeleksi teman untuk menjadi sahabat bukan?. Langkah kaki tetap melangkah, meski kadang langkah semakin berat. Ditambah lagi tanjakan demi tanjakan, anak tangga yang semakin menjulang dan mulai licin.

Bukan hanya itu, akar-akar dari pepohonan menjadi teman perjalanan. Sesekali kamu juga istirahat diantara akar, sekadar untuk meluruskan kaki atau hanya untuk saling membully. Udara yang sejuk dengan hutan pinus di sekitar juga menjadi bagian yang tak terlupakan dari pos 3. Ah, sungguh Tuhan menciptakan Wonosobo kala tersenyum ya.

Halaman Selanjutnya
img_title