Perjalanan Menyusuri Keindahan Alam Wisata Ciwidey dan Ranca Upas

- Viva/Idris Hasibuan
Olret – Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman [55] )
“Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum”. Oleh M.A.W. Brouwer
Seperti kali ini, saya ingin menikmati salah satu keindahan alam yang diciptakan Tuhan ketika sedang tersenyum. Sebenarnya berbicara Tanah Pasundan itu sangat luas, mulai dari Bandung, Majalengka dan Lainnya di Jawa Barat.
Nah, kali ini saya dan zifta ingin salah satu ciptaan Tuhan yang ketika menginjakkan kaki disana selalu bersyukur yaitu Ciwidey.
Jakarta – Purwakarta – Subang, Sepanjang Perjalanan Penuh Dengan Kebahagiaan. Hingga Akhirnya Kebun Teh Subang Nan Hijau Menjadi Tempat Istirahat.
Menikmati Keindahan Alam Kebun Teh Ciater
- Viva/Idris Hasibuan
Perjalanan menggunakan motor memang lebih dinamis dibandingkan dengan kenderaan lainnya. Sepanjang perjalanan yang masih sepi membuat jalanan lancar. Udara yang segar serta dinginnya pagi sesekali menusuk kalbu. Tak terasa waktu berlalu, hingga akhirnya saya terpukau dengan keanggunan purwakarta. Sebuah kota kecil yang sejuk dengan khas wayang dan lampion bertebaran sepanjang perjalanan.
Roda motor terus melaju tiada henti, jam berlalu begitu saja hingga akhirnya kami memutuskan untuk melewati arah subang dibanding langsung menuju bandung. Karena menurut zifta jalanan dari Subang lebih sepi dan banyak destinasi yang bisa memanjakan mata. Tak salah memang, hingga akhirnya kami bertemu dengan hamparan kebun teh di Subang.
Sambil menikmati hamparan kebun teh yang luas dan menyegarkan mata, kamu juga bisa menikmati suasana yang syahdu khas hutan Subang yang sejuk dan tentunya bisa menenangkan pikiran. Kebun teh Ciater sangat dikenal oleh para pelancong yang melakukan rekreasi di kawasan Subang dan sekitarnya. Kawasan kebun teh Ciater berada di tepi Jalan Raya Bandung – Subang yang mulai beroperasi pada tahun 1937.
Memasuki Kawasan Lembang, Hutan Pinus Cikole Resort Menjadi Tempat Memulihkan Tenaga Sejenak.
Hutan Pinus Cikole
- Viva/Idris Hasibuan
Tak terasa, roda motor pun kembali melaju dengan kencang. Beberapa kali kami melihat destinasi yang baru, namun karena tujuan utama adalah camping di Ciwidey sehingga kami sering menghiraukannya. Hingga pada akhirnya mata memandang melotot, sebuah hutan pinus yang sangat ramai di kunjungi membuat kami penasaran.
Sebenarnya kami sudah melewatinya, tapi karena sangat ramai akhirnya kami memutar arah sejenak, dan sekalian kami istirahat karena memang sudah mulai lelah. Di sini juga tersedia Resort yang dikelola oleh Perhutani berada di Jl Raya Tangkuban Perahu Lembang, tak jauh dari pintu masuk Tangkuban Perahu dan berada di jalur utama Lembang-Ciater-Subang yang mudah diakses darimanapun terlebih dengan dibukanya tol Cikapali. Segera terhirup harum pinus dari lingkungan sekitar.
Tak Terasa sudah mau menjelang siang, perjalanan pun tetap kami lanjutkan menuju lembang sekalian kami makan siang di farm hause lembang.
Farm Haouse Lembang
- Viva/Idris Hasibuan
Tak terasa perut mulai keroncongan karena kami memang belum makan siang, hanya makan cemilan. Dan tujuan makan siang kali ini adalah farm haouse lembang. Sebagai salah satu tempat wisata lembang baru, Farm house Lembang mulai beroperasi sekitar tahun 2015. Tempat wisata di Bandung biasanya terbantu naik oleh medsos, terutama facebook dan instagram. Tampaknya tempat ini memaksimalkan banget hal ini.
Setelah memarkirkan motor, kami langsung menuju farm house untuk keliling sejenak, mulai dari menikmati love park dan yang lainnya. Sebenarnya wisata ini kurang cocok dengan pecinta alam seperti kami, tapi karena tujuannya memang makan siang dan penasaran. Jadilah kami penikmat wisata selfie ini.
Perut kenyang dan kami pun menjalankan sholat dan melanjutkan perjalanan menuju ciwidey. Bukannya langsung ke Ciwidey malah nyasar 2 jam lebih di Bandung, Ah.. Setiap perjalanan memang sunggung mengesankan bukan?
Yuk Lanjut Lagi Jalan-Jalannya ke Ranca Upas, Bumi Perkemahan Indah di Tanah Pasundan
Kamping di Ranca Upas
- Viva/Idris Hasibuan
Setelah menemukan jalan yang benar dan berkat GPS yang mulai bersahabat, akhirnya kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Ranca upas. Udara dingin selalu menemani perjalananan ini, matahari pun sudah tak sudi lagi memberikan cahayanya. Hanya cahaya lampu motor dan cahaya bulan yang setia bersama kami.
Hingga pada akhirnya, kami pun sampi di ranca upas sekitar jam 8 malam. Dan buru-buru mendirikan tenda untuk mengistirahatkan badan yang telah lelah. Malam berlalu begitu syahdu, karan semalaman suntuk ada saja musik dari tenda sebelah dan api unggun dari anak-anak pramuka.