Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun, Istanan Nan Ciamik di Solok, Padang

Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun
Sumber :
  • instagram

OlretSumatra Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan kebudayaan yang menawan dan peninggalan sejarah yang menarik. Tak akan pernah habis berbicara tentang Ranah Minang.

Aksi Tak Senonoh Pasangan Pria di Masjid Bikin Geram

Nah bila sedang traveling ke Padang, cobalah melipir ke salah satu kabupatennya yang bernama Solok. Selain terkenal dengan sentra produksi berasnya Sumatra Barat, ternyata Solok menyimpan destinasi alam dan budaya yang memukau.

Memang jika ke Padang tak lengkap rasanya bila belum mengabadikan sejarah yang terukir apik dalam bentuk rumah gadangnya. Sebut saja Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau. Nah, di Solok juga kamu bisa menemukan Kawasan Seribu Rumah Gadang (SGK). Bukan hanya itu, ternyata Solok juga mempunyai istana yang disebut sebagai Istano Rajo Balun.

Istano Rajo Daulat yang Dipertuan Tuanku Rajo Bagindo Raja Adat Alam Surambi Sungai Pagu atau disingkatnya dengan Istano Rajo Balun.

Mengenal Gival Giovani, Guru Muda yang Jadi Idola di TikTok

Istano Tuanku Rajo Bagindo Balun

Photo :
  • instagram

Banyak yang tidak menyetahui bila Kabupaten Solok Selatan memiliki sebuah kerajaan yang dipimpin oleh 4 raja sekaligus dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. Salah satunya Raja Tuanku Rajo Bagindo. Raja ini berasal dari Suku Kampai 24 yang berfungsi sebagai Rajo Adat yang berwenang dalam menangani urusan adat, ekonomi, danTambo Alam.

David Hidayat : Anak Desa Sungai Pinang yang Merawat Terumbu Karang dari Ranah Minang

Raja ini juga memiliki satu istana yang berada di Jl. Raya Muara Labuh, Nagari Pakan Rabaa Tengah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan. Istana tersebut bernama Istano Rajo Daulat yang Dipertuan Tuanku Rajo Bagindo Raja Adat Alam Surambi Sungai Pagu atau disingkatnya dengan Istano Rajo Balun. Meskipun disebut istana raja, tapi bentuk bangunannya merupakan rumah adat tradisional Minangkabau.

Istana ini berupa rumah gadang dengan 8 atap gonjong dan memiliki anjungan. Dindingnya yang penuh dengan ukiran. Diperkirakan sudah berusia lebih dari 600 tahun. Saat ini sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Istana ini dijaga secara turun temurun oleh keluarga besar raja. Pada zaman Belanda, istana ini sempat dibakar. Namun, ajaibnya tidak hancur.