13 Hal Penting yang Perlu Dibahas Sebelum Memutuskan Menikah

Pernikahan yang Dijodohkan
Sumber :
  • freepik

Olret – Jodoh sudah ditakdirkan. Dengan siapa seseorang akan menikah telah ditetapkan sejak masih di dalam kandungan. Dan kepercayaan tersebut telah mengakar kuat pada banyak orang.

7 Tanda Perempuan Tulus yang Patut Diperjuangkan, yuk Simak!

Meski begitu, jodoh tidak serta-merta datang begitu saja. Perlu doa dan usaha agar kita bisa menemukan pendamping hidup yang tepat supaya tidak mengalami kesengsaraan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Untuk itu, sebelum memutuskan melanjutkan hubungan ke pelaminan, ada baiknya melakukan pembicaraan mendalam terkait tiga belas poin yang dilansir dari laman instagram @keishavourie di bawah ini sebelum mengambil keputusan untuk menjalin komitmen bersama sebagai pasangan hidup.

5 Ide Pre-wedding No Ribet dan Kasual. Tak Perlu Pakai Busana Heboh dan Mahal

1. Agama dan Prinsip Hidup

Perbedaan agama bisa memicu pertikaian diantara pasangan suami istri meski tidak terjadi pada semua orang yang memilih menikah dengan seseorang yang berbeda keyakinan. Oleh karena itu, pikirkan dengan matang jika ingin tetap bersama dan siap menerima segala konsekuensi apabila dikemudian hari menemui ketidakcocokan.

4 Zodiak yang Memiliki Gagasan Cinta Ideal, Idaman Bangat!

Begitu pula dengan prinsip hidup atau nilai-nilai yang menjadi pedoman seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari yaitu mulai dari cara berpikir, bertindak untuk mengambil keputusan secara tepat, menyelesaikan masalah serta mencapai tujuan hidup sangat penting untuk dibahas bersama calon pasangan sebelum memutuskan menikah.

Dengan memahami prinsip hidup masing-masing dapat meminimalisir adanya pertengkaran dalam berumah tangga akibat perbedaan pandangan dalam menyikapi suatu perkara.

2. Riwayat Kesehatan

Keterbukaan perihal riwayat kesehatan yang pernah diderita sebelumnya atau sedang mengalami penyakit tertentu, berpotensi membuat kita dicintai apa adanya oleh pasangan.

Sebagai contoh seorang wanita atau lelaki secara medis dinyatakan tidak mampu memiliki keturunan karena penyakit tertentu seperti kista dan lain-lain.

Jika ini dibicarakan sebelum menuju jenjang pernikahan keduanya sama-sama mau saling menerima satu sama lain dan tidak mempermasalahkannya maka meski tanpa kehadiran buah hati dalam rumah tangga, pasangan yang benar-benar tulus menyayangi tentu akan tetap menjaga kesetiaan.

3. Pengaturan Finansial

Pengaturan finansial rumah tangga termasuk salah satu poin penting yang perlu dibahas sebelum menikah jika tak ingin timbul masalah mengenai kemana uang suami, kemana uang istri jika keduanya sama-sama bekerja, apakah disatukan dalam tabungan bersama atau ada kesepakatan lain.

Kemudian bagaimana jika dalam keadaan ekonomi sedang tidak stabil, apa yang perlu dilakukan bersama dan seterusnya. Jangan sampai masalah keuangan menjadikan suami istri saling adu mulut tak menemui titik terang malah jadi perang.

4. Hutang dan Cicilan

Harus banget dibahas sampai tuntas. Jangan sampai tidak tahu atau justru setelah menikah dapat door prize tak terduga ikut menanggung beban hutang dan cicilan pasangan yang menggunung kecuali kalian bisa ikhlas menerima kenyataan yang baru terbongkar setelah ijab qobul terucap.

5. Pembagian Tugas Rumah Tangga

Masih sering ketemu orang yang suka bilang suami kok disuruh bantu pekerjaan rumah entah itu memasak, mencuci sampai urusan mengasuh anak? Atau sebaliknya mereka yang suka bilang tugas rumah itu kewajiban istri, suami tinggal cari nafkah saja.

Pemahaman semacam itu perlu diluruskan. Istri mengabdi pada suami, menghormati suami dan melayani suami adalah suatu keharusan. Namun, bukan berarti tidak ada pembagian tugas rumah tangga.

Tidak ada salahnya suami ikut mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang diniatkan untuk meringankan beban istri di rumah yang juga lelah seharian mengurus anak-anak.

6. Karir dan Pendidikan

Mengejar karir dan menempuh pendidikan kembali setelah menikah perlu dipertimbangkan secara matang. Apalagi jika telah dikaruniai buah hati. Adakalanya kedua hal tersebut merupakan sebuah topik yang cukup menarik untuk dibahas bersama calon pasangan kita.

Tidak lucu rasanya jika saat sudah bersama dalam ikatan suci pernikahan tiba-tiba salah satu merasa keberatan hingga cekcok apabila suami atau istri memutuskan mengejar lagi impian mereka yang tertunda. Pasangan itu harus saling mendukung. Dan kalau sudah mati-matian disupport ya harus tahu diri juga.

7. Gaya Parenting

Orang menikah rata-rata pasti berharap punya momongan. Bukan sekedar punya anak ada kewajiban besar yang harus dipikul sebagai orang tua. Nah, pertanyaannya apakah calon pasangan kita sudah benar-benar siap menjadi seorang ayah atau ibu?

Kita semua tahu bahwa kehadiran anak selain membahagiakan bisa juga menjadi ujian bagi hubungan pernikahan. Sebab tidak jarang adanya buah hati malah membuat hubungan suami istri ricuh.

Bisa jadi belum siap punya anak karena alasan ekonomi dan lain sebagainya. Membahas gaya parenting sangat berguna dalam merawat, mendidik, membesarkan buah hati yang mana tidak boleh asal. Tumbuh kembang anak-anak adalah tanggung jawab bersama agar terwujud generasi hebat dan beradab di masa depan.

8. Trauma Masa Kecil

Kita tumbuh di lingkungan keluarga, didikan orang tua, pengalaman serta lingkungan sekitar yang berbeda sehingga membuat cara pandang serta karakter kita berbeda satu dengan yang lain.

Tak jarang peristiwa menyakitkan yang kita alami saat kecil terbawa hingga dewasa atau disebut juga trauma masa kecil. Menurut pendapat pribadi saya, mengetahui trauma masa kecil calon pasangan membuat kita lebih memahami apa yang dirasakan pasangan terlebih ketika dia bersikap tak sesuai kehendak kita.

Contoh sederhananya seperti rasa kecurigaan berlebihan, ketidakpercayaan tak berdasar yang pasangan tunjukkan terhadap kita bisa jadi karena dulu ia kerap dibohongi, disepelekan, tidak didengarkan.

9. Ekspektasi Seksual

Bagi sebagian dari kita mungkin soal ekspektasi seksual sangat tabu untuk dibahas apalagi sebelum menikah. Akan tetapi, selama topik pembicaraan tersebut dalam konteks bukan untuk melecehkan satu sama lain sih harusnya oke-oke saja.

Tentunya harus paham bahwa ekspektasi seksual berbeda jauh dengan fantasi seksual. Harus ada komunikasi antara pasangan apa yang dimau, seberapa sering, ada negosiasi.

Jangan sampai ekspektasi seksual justru menimbulkan kesalahpahaman. Misalnya bagi suami lebih sering lebih bagus tapi menurut istri, si suami terlalu kecanduan sedangkan dimata suami sang istri kurang bergairah.

Pada intinya tidak perlu berlebihan dalam membayangkan apa yang diharapkan terjadi saat berhubungan intim dengan pasangan, sebab kekurangan pasti ada yang pasti wajib sadar untuk saling menerima dan melengkapi.

10. Cara Menghadapi Keluarga

Pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang berbeda gender yang saling mencintai dan mengasihi dalam ikatan yang diridhoi oleh Tuhan melainkan juga terjalinnya hubungan dua keluarga besar.

Pada kenyataannya masih banyak orang tua yang ikut campur urusan rumah tangga anaknya bahkan soal keuangan. Berangkat dari hal tersebut perbincangan terkait cara menghadapi keluarga boleh banget untuk dibahas bahkan sebelum memutuskan untuk menikah.

11. Riwayat Kesehatan Mental

Jangan pernah menutupi keadaan diri yang sebenarnya terutama perihal riwayat kesehatan mental yang diderita akibat pengalaman traumatis serta sebab-sebab lain.

Begitu pula jika ada salah satu anggota keluarga kita yang mempunyai gangguan mental. Baiknya memang dikatakan terus terang untuk menghindari kekecewaan akibat merasa dibohongi.

12. Pandangan Moral, Nilai dan Politik

Perbedaan merupakan hal yang wajar bagi orang yang bisa menerima dan bertoleransi. Akan tetapi, bisa menjadi petaka bagi hubungan jika tidak saling memahami.

Contohnya saja perbedaan dalam memilih calon pemimpin bangsa dapat menimbulkan pertikaian sepasang kekasih seperti yang dialami pemilik akun TikTok @irfankakur.

Persoalan pandangan dalam hal moral serta nilai, prinsip-prinsip hidup yang dipegang harus menemui titik persamaan atau harus mau saling mengerti dan menghargai. Rumah tangga bisa pecah kalau suami istri tidak sejalan.

13. Segala Hal yang Muncul dalam Pikiran

Jangan ragu menanyakan apapun yang menjadi uneg-uneg dalam hati dan pikiran terhadap calon pasangan suami atau istri. Seperti membahas masa lalu. Mungkin hal itu merupakan sesuatu yang sangat dihindari namun alangkah baiknya jujur dan terbuka sejak awal perkenalan merupakan sikap yang luar biasa.

Karena entah itu baik maupun buruk keberanian mengakui apa adanya tentang diri sendiri menjadi nilai tambah yang sempurna. Jangan takut ditinggalkan karena kejujuran yang pahit sebab jodoh tak akan tertukar. Pernikahan bukanlah sebuah lelucon dan permainan.

Pilihlah pasangan yang mampu diajak kerja sama dalam membina mahligai rumah tangga. Ingat seumur hidup itu terlalu lama jadi jangan asal pilih.