Dibalik Kebahagianmu Bersamanya, Aku Masih Terpuruk Dengan Semua Ini
- tiktok
Tapi ayah bilang, itu bukan cinta, itu adalah nafsu. Yng aku cintai sebenarnya hanya diriku sendiri, yang gaboleh ditinggal pergi, yang gabisa dibiarkan sendiri. Dan mereka, para pujangga dengan kunang-kunang nya tidak seperti itu.
Jika waktu memang mengharuskan kunang-kunang pergi, kemudian hilang tak pernah kembali, maka mereka para pencinta akan senantiasa bahagia, sebab sesak kehilangan itu adalah resdiu dari megahnya rasa cinta yang mereka bangun, ada kepuasan yang membahagiakan.
Semakin dalam mereka tenggelam dalam lautan sesak, mereka akan semakin bahagia. Sebab mereka telah memberikan seluruhnya untuk yang mereka cinta.
Itulah kata-kata ayah yang sampai saat ini masih belum ku pahami, ditengah umbaran potret bahagia sebagai pengantin baru yang kau upload pada akun media sosialmu, aku menulis ini. Masih tentang mu, dan dengan sesak ku.
Melupakanmu, Aku Lakukan Perlahan Sayang
Setahun berlalu, setelah tanggal yang kau lingkari sebagai hari yang bersejarah dalam hidupmu itu kau lewati.
Detik itu, dirimu telah genap. Kalian sah menjadi sepasang, ibarat lagu dengan lirik nya, debur ombak dengan batu karang nya, malam dengan gelapnya, dan gemintang dengan kerlip cahayanya, kalian nampak begitu serasi, satu sama lain saling mengisi, cantik dan tampan, dengan hias senyum bahagia yang kalian tampak kan, di lengkapi dengan sanak saudara yang berbondong berebut saling menimpali do'a yang secara langsung kalian Aamiin kan.