Bukan Rumah Mewan, Namun Pangkuan Dan Pelukan Ibu Tempat Terbaik Untuk Pulang
- tiktok
Olret – Ibu adalah segalanya untukku, wanita yang paling sempurna di mataku. Pengorbanannya tidak ada tandingnya di dunia ini.
Bagaimana tidak, sejak ia mengandungku selama sembilan bulan, betapa beban yang ia rasakan, belum lagi saat ia melahirkan, ia harus mempertaruhkan nyawanya hanya demi anaknya bisa menikmati indahnya dunia. Sudah lahir, ibu harus menyusui, menyuapi, hingga aku besar.
Tidak mudah bagi ia untuk membesarkanku, agar menjadi insan yang sempurna. Seluruh ruang hati seorang Ibu dipenuhi rasa bahagia dan syukur saat diberi kepercayaan kepada Allah swt dengan dikaruniai anak kepadanya.
Ibu tak pernah mengeluh saat usia kandungannya semakin besar, saat itu betapa beban yang ia rasakan. Ia mulai merasa kesulitan untuk berdiri, duduk, tidur maupun berjalan. Selama itu pula tak pernah lupa ia memanjatkan doa untukku, agar kelak menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Tapi Kenapa Ketika Dewasa, Kita Mulai Melupakan dan Mengabaikan Kedua Orang Tua Kita yang Menyayangi Selalu.
Beberapa dari kalian mungkin bertanya-tanya mengapa ketika beranjak dewasa, kita cenderung melupakan dan mengabaikan orang tua yang sangat menyayangi dan merindukan kita untuk menjadi anaknya yang manja.
Kapan kalian terakhir bercakap bahagia dengan Ibu? Sebelumku dikandung, Ibu menginginkanku ada. Sebelumku dilahirkan, ibu telah mengasihiku, sebelumku keluar dari kandungan, ibu pun rela mati untukku. Tak heran jika nyawa dipertaruhkan ibu saat melahirkanku, rasa sakit yang ia rasakan tak dapat diungkapkan.