Mencintai Lelaki Berisitri Itu Menyakitkan, Tapi Lebih Sakit Dipermalukan Istri Sah
- Freepik.com
Olret – Untuk kamu perempuan dengan status sebagai 'istri sah'.
Maaf jika kehadiranku merusak kebahagiaanmu. Maaf jika kehadiranku menguncang rumah tanggamu. Jika boleh memilih aku pun tidak ingin jatuh cinta pada suamimu. Jika boleh meminta aku juga tidak ingin mengganggu hubungan orang lain
Namun takdirku sepertinya berbeda. Aku dipertemukan dengan lelaki yang ternyata sudah beristri. Aku mencoba menjauh namun sulit. Cinta membutakan mataku. Aku terlanjur menyayangi suamimu dan suamimu begitu mengasihiku.
Aku tidak peduli dengan "segala" gelar yang disematkan padaku. Pelakor, penggoda, perebut suami orang aku tidak memperdulikannya. Namun yang pasti aku sadar dengan siapa aku jatuh cinta.
Terkadang hati kecilku ingin meninggalkannya tapi ku menolak melepaskannya.
Terkadang aku cemburu melihat foto kebersamaan kalian tapi aku juga tak bisa berbuat banyak. Cukup dia tetap perhatian dan meluangkan waktu untukku saja lebih dari cukup. Walau dengan bersembunyi.
Untuk kamu perempuan dengan status istri sah, menjadi orang ketiga sudah begitu menyakitkan bagiku tolong jangan kau tambah rasa sakit ini dengan mempermalukan aku.
Dipermalukan olehmu lebih menyakitkan dibanding diam-diam berkencan dengan suamimu. Apa yang telah kau lakukan padaku hanya menoreh luka dan kebencian yang amat dalam.
Jangan sepenuhnya menyalahkan aku dalam situasi ini. Sebab bukan aku yang memulai cerita terlarang ini.
Suamimu yang memulai bermain api. Dengan menjadi baik dan penuh perhatian. Yang dengan suka hati menyediakan bahu untuk ku bersandar.
Dengan senang hati aku sambut 'niat' baiknya, meski kalau itu aku harus berperang dengan diriku sendiri. Menyadarkan diriku jika lelaki itu telah beristri, namun tekad ku menjauhi suamimu tidak sebanding dengan usaha suamimu meluluhkan hatiku, meyakiniku semua akan baik-baik saja. Dan aku mengabaikan dosa dan rasa bersalah.
Aku ikuti alurnya entah sampai kapan harus begini. Diriku juga tidak ingin selamanya menjadi pecundang, yang terus-terusan menghindar, bersembunyi dengan ketakutan. Aku juga ingin di akui sebagai wanita yang ia kasihi.
Maaf aku terlanjur nyaman dan enggan untuk melepasnya. Meski kita sudah saling bertatap muka dengan pertemuan yang tidak ingin aku kenang. Meski suamimu mengakui kesalahannya tapi semua tidak mengubah apapun.
Aku masih disini dalam dekapan suamimu.