Plus & Minus Gap Year, Putuskan Harus Coba atau Mending Lanjut?
- freepik.com@jcomp
Olret – Gap year alias jeda setahun sebelum lanjut kuliah atau kerja, makin populer di kalangan anak muda. Ada yang pakai buat traveling, kerja freelance, ikut volunteering, atau sekadar cari jati diri.
Tapi, sebenarnya, gap year ini worth it atau cuma buang-buang waktu? Yuk, kita bahas kelebihan dan kekurangannya!
Kelebihan Gap Year
Kuliah di Universitas Luar Negeri
- freepik.com/author/jcomp
Ada beberapa kelebihan gap year yang bisa kamu dapatkan jika melakukan hal-hal positif dan kosisten. Berikut ini kelebihannya:
1. Waktu untuk Mengenali Diri Sendiri
Sering banget kita keburu lanjut kuliah atau kerja tanpa benar-benar tahu apa yang kita mau. Nah, gap year bisa jadi kesempatan emas buat eksplorasi minat, bakat, dan tujuan hidup. Siapa tahu, kamu malah nemu passion yang selama ini nggak kepikiran!
2. Kesempatan Mengembangkan Skill Baru
Mau belajar bahasa baru, ikut kursus online, atau magang di tempat impian? Gap year kasih kamu waktu buat ningkatin skill tanpa harus keburu-buru. Plus, pengalaman ini bisa jadi nilai tambah di CV kamu nantinya.
3. Menghindari Burnout
Setelah bertahun-tahun belajar tanpa henti, banyak orang merasa jenuh. Istirahat sejenak bisa bantu kamu recharge energi sebelum masuk ke dunia kerja atau kuliah yang lebih serius.
4. Peluang Traveling dan Mengenal Dunia
Kalau punya dana dan kesempatan, gap year bisa diisi dengan traveling atau kerja sambil jalan-jalan. Selain seru, pengalaman ini juga bisa membuka wawasan, memperluas koneksi, dan bikin kamu lebih mandiri.
5. Menambah Pengalaman Kerja
Daripada sekadar santai di rumah, gap year bisa dimanfaatkan buat cari pengalaman kerja, entah lewat magang, kerja lepas, atau bisnis kecil-kecilan. Ini bisa bikin kamu lebih siap saat masuk ke dunia kerja yang sebenarnya.
Kekurangan Gap Year
Bisa Kamu Lakukan Selama Libur Kuliah
- https://unsplash.com/@beccatapert
Akan tetapi gap year bukanlah pilihan yang tepat jika tidak dibarengi dengan alasan kuat. Inilah yang akan terjadi:
1. Risiko Malas dan Kehilangan Motivasi
Niatnya sih mau eksplorasi diri, tapi kalau nggak ada rencana yang jelas, bisa-bisa malah kebablasan santai dan jadi nggak produktif. Akhirnya, makin sulit buat kembali ke ritme belajar atau kerja.
2. Tekanan dari Lingkungan
Banyak orang yang masih menganggap gap year sebagai "buang-buang waktu." Bisa jadi, kamu bakal dapet tekanan dari keluarga atau teman yang udah lebih dulu kuliah atau kerja.
3. Beban Finansial
Nggak semua orang punya dana cadangan buat gap year. Kalau nggak direncanakan dengan baik, bisa jadi malah bikin masalah keuangan, apalagi kalau pengeluaran tetap jalan tanpa pemasukan yang jelas.
4. Tertinggal dari Teman Sebaya
Saat teman-teman udah mulai kuliah atau kerja, kamu masih dalam fase eksplorasi. Kadang, ini bisa bikin rasa insecure muncul, terutama kalau dibanding-bandingin sama mereka.
5. Sulit Kembali ke Rutinitas Akademik atau Profesional
Setelah setahun bebas dari tugas dan ujian, nggak semua orang bisa langsung kembali ke ritme belajar atau kerja dengan mudah. Bisa jadi, adaptasi ulang malah bikin stres.
Gap year bisa jadi keputusan yang tepat kalau kamu punya tujuan jelas dan rencana yang matang. Kalau sekadar ikut tren tanpa arah, risikonya lebih besar. Jadi, sebelum memutuskan, coba tanyakan ke diri sendiri:
- Apa tujuan utama gap year ini?
- Bagaimana cara mengisinya supaya tetap produktif?
- Apakah aku siap menghadapi konsekuensinya?
Kalau jawabannya sudah jelas, go for it! Tapi kalau masih ragu, mungkin lanjut kuliah atau kerja lebih cocok buat kamu. Intinya, nggak ada pilihan yang salah. Hal yang terpenting dan harus dipahami adalah sesuaikan dengan kondisi dan tujuan hidupmu.