5 Pelajaran Rumah Tangga Dari Kisah AE Sun dan Gwang Shik di Drakor When Life Give You Tangerines
- Instagram.com
Olret –"Bisa jadi bekal untuk pasutri baru yang memulai hidup rumah tangga"
Tidak hanya menghibur, salah satu kelebihan dari suatu tontonan adalah moral story atau pelajaran yang didapatkan di dalamnya.
Nah, drama yang sedang hits dan banyak diperbincangkan, When Life Give You Tangerines, juga memiliki banyak pesan berharga. Khususnya dari kisah 2 pemeran utama yaitu AE Sun (IU) dan Gwang Shik (Park Bo Gum)
Dalam Drakor When Life Give You Tangerines, mereka berdua berperan sebagai pasutri muda yang hidup dalam keadaan serba pas-pasan, namun tetap bisa bahagia juga saling menyayangi dan menguatkan satu sama lain.
Drama yang hangat namun penuh luka ini menceritakan Gwan-sik, seorang nelayan pendiam namun penuh tanggung jawab, serta IU sebagai Ae-sun, istrinya yang keras kepala dan cerdas, yatim piatu sejak usia 10 tahun dan menjadi tulang punggung untuk adik-adik dan ayah tirinya.
Keduanya berhasil menciptakan chemistry yang begitu natural, sehingga penonton seolah sedang menyaksikan kisah nyata.
Berbeda dari drama lain yang kebanyakan bercerita soal romansa para chaebol, When Life Give You Tangerines, justru memperlihatkan bagaimana cinta bisa bertahan meski diterpa badai ekonomi, intervensi mertua, hingga kehilangan yang memilukan. Bahkan hingga menua cinta itu tidak pernah luntur dan tetap selalu ada.
Nah, buat pasutri muda yang baru mengarungi rumah tangga maupun rumah tangga yang diterpa berbagai ujian. Yuk simak dan pelajari beberapa pelajaran berharga dari Drakor When Life Give You Tangerines ini.
1. Menikah Dalam Keadaan Miskin Bukan Hal Yang Salah. Asal Penuh Tanggung Jawab dan Usaha Menjadi Lebih Baik
Gwang Shik dan AE sun diceritakan sebagai pasutri muda yang menikah di usia belasan. Sehingga bisa dipastikan secara ekonomi maupun usia masih dikatakan jauh dari ideal. Bahkan, awalnya keduanya menikah karena skandal, sebab sempat memilih untuk kabur berdua alias kawin lari. Konsekuensinya, AE Sun sampai dikeluarkan dari SMA, sedang Gwang Shik di skors.
Namun, meski dalam keadaan serba kekurangan dan kemiskinan, tidak menghalangi perasaan bahagia diantara keduanya. Apalagi, dalam perjalanannya, baik AE Sun maupun Gwang Shik terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu bertanggung jawab untuk keberlangsungan rumah tangga.
Hal ini seolah mengingatkan kita bahwa, bukan menikah dalam keadaan miskin atau kekurangan finansial yang salah. Begitupun saat memutuskan menikah di usia muda.
Terpenting adanya usaha untuk tetap bertanggung jawab, menjadi lebih dewasa bersama dan selalu memperjuangkan satu sama lain. Meski dalam keadaan pas-pasan, tetap ada rasa bahagia yang muncul. Selain itu, yakinlah jika ekonomi pasti akan membaik jika terus diusahakan seperti kisah AE Sun dan Gwang Shik seiring bertambahnya usia.
2. Pernikahan Adalah Tanggung Jawab dan Milik Pasangan Suami Istri. Bukan Adu Intervensi
Salah satu adegan paling mengesankan di hati penonton adalah ketika Gwan-sik berdiri di hadapan nenek dan ibunya, membela Ae-sun. Bahkan berani mengajaknya keluar dari rumah untuk fokus membangun rumah tangga mereka, tanpa ada campur tangan keluarga.
Selain itu, Gwang Shik juga selalu menunjukkan perhatian dan usahanya memprioritaskan istri. Seperti membela istri dan menyebut jika ayahnya yang harus membela ibunya, memilih makan semeja dengan istrinya, selalu mendukung , membela dan memberikan terbaik.
Hal ini mengingatkan para pasutri bahwa rumah tangga adalah milik dan tanggung jawab berdua. Keluarga tidak boleh lagi ikut campur apalagi sampai mengintervensi. Sebab campur tangan keluarga, kebanyakan akan membuat pasangan jadi tidak nyaman, bahkan memilih bercerai.
Setelah memutuskan menikah, maka bangunlah rumah tanggamu bersama pasangan. Hiduplah mandiri dan belajar bertanggung jawab pada hubungan yang kamu bangun. Dengan begitu, pasutri akan saling menguatkan, memperjuangkan dan menjalani rumah tangga dengan lebih bebas dan bahagia.
3. Pernikahan Harus Sepadan Supaya Sehat
Sejak awal diperlihatkan bagaimana perjuangan Gwang Shik yang selalu tulus dan selalu ada untuk AE Sun. Namun, jika rumah tangga tak seimbang, salah satu pihak lebih mencintai sedang yang lainnya tak peduli, maka hal itu tidak membuat hubungan jadi sehat dan bertahan.
Jika penonton lebih paham, selain gwang Shik, juga ada usaha AE Sun untuk membuat hubungan rumah tangga lebih sehat. AE Sun awalnya memang mengucapkan tidak ingin menikahi Gwang Shik, tapi sebenarnya hatinya pun sudah tertambat dengan ketulusan gwang Shik selama ini.
Selain itu, AE Sun pun selalu ada untuk Gwang Shik dan membelanya. Sampai Gwang Shik menjulukinya sebagai peluit hidup.
Dalam rumah tangga, AE Sun juga berperan sebagai istri yang baik, selalu ada, perhatian dan mementingkan suaminya. AE sun bertahan dalam segala keterbatasan mereka, selalu percaya pada gwang Shik hingga membantu gwang Shik meraih kesuksesan sebaik mungkin.
Jadi dalam rumah tangga bahagia, peran suami istri harus seimbang. Fokus meningkatkan Empati satu sama lain, bukannya justru merasa paling berkorban.
4. Pernikahan Adalah Proses Hidup Yang Penuh Ujian. Tinggal Kamu Memilih Untuk Bertahan Atau Berhenti Menjalaninya
Rumah tangga dalam suatu pernikahan adalah salah satu proses hidup. Jadi wajar jika di dalamnya akan menemui banyak ujian kehidupan.
Seperti Gwang Shik dan AE Sun yang diuji secara ekonomi, mertua, hingga kehilangan salah satu anaknya.
Namun, meski ujian itu terasa berat, jika tetap bersyukur dan saling menguatkan satu sama lain. Hubungan bisa terus bertahan sampai akhir.
Kisah Gwang Shik dan AE sun mengingatkan bahwa tidak ada pernikahan yang berjalan mulus. Namun semuanya akan baik-baik saja, selama kamu dan pasanganmu berusaha untuk terus bertahan dan berjuang bersama, juga tidak saling menyalahkan atas masalah, tapi terus memperbaiki diri satu sama lain.
5. Menikahlah Asal Kamu Sudah Benar-Benar Siap Secara Mental
Kesiapan menikah jika dijabarkan ada banyak. Bisa dari materi hingga mental seseorang
Namun, kisah AE Sun dan Gwang Shik menunjukkan bahwa hal paling mendasar yang membuktikan kamu siap menikah adalah kesiapan mental, meski di usia belasan dan keterbatasan ekonomi.
Siap memprioritaskan pasangan dari siapapun, berhenti bersenang-senang dengan diri sendiri, menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab, siap menemani pasangan dalam segala keadaan, saling menguatkan, dan siap untuk berkomitmen.
Jika kamu dan pasanganmu sudah siap dengan semua itu. Yakinlah rumah tanggamu akan tetap bahagia dalam segala keadaan. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dengan lebih banyak bersyukur dan memiliki empati yang tinggi pada pasangan.
Gwan-sik dan Ae-sun membuktikan, meski mereka tidak punya rumah mewah, tapi mereka punya rumah yang dipenuhi ketulusan. Mereka mungkin tidak punya uang berlimpah, tapi mereka punya hati yang saling memahami. Dan itulah yang membuat pernikahan mereka bertahan, bahkan ketika badai datang silih berganti.
Semoga kamu dan pasanganmu selalu seperti itu ya!