Ajari Aku Menyembukan Luka, Biar Ku Ajari Kamu Mencintai Dengan Tulus

Kota ini masih sehangat senyuman ibu-ibu di kampung kala mencuci baju dan piring-piring di sungai. Ceria mengalir sesuai kehendak-Nya. Kota ini juga masih menyimpan luka-luka ringan di serambi hati. Luka yang sesekali ngilu saat orang-orang mengatakan perihal yang sama.

Jodoh. Lalu, buru-buru ku akhir memoar ini: bahwa segala kenangan di kota (ini) akan rapi terselubung doa. Semoga nanti luka-luka diganti-Nya dengan suka dan tawa kala seorang terbaik tak datang untuk singgah saja.

Aku Menunggu Dengan Segenggam Rindu, Sampai Akhirnya Allah Izinkan Kamu Sebagai Pelengkap Agamaku.

Halaman Selanjutnya

Ada yang menunggu. Bertahun-tahun lamanya. Ada yang diizinkan bersatu dalam waktu sesingkat-singkatnya. Di titik manapun kamu, tetaplah taat, saliha. Berjalanlah dan lihatlah di sekelilingmu betapa karunia Allah sangat luas, banyak, dan tanpa batas. Di dalamnya kamu akan merasa kecil dan bertambahlah alur syukur untuk segala kesempurnaan dan kesempatan dari-Nya untukmu, untuk kita.