Kematian Seolah Datang Berkali-kali

Ilustrasi Kesakitan
Sumber :
  • Pixabay/HolgersFotografie

Olret – Semakin dewasa, semakin banyak hal tak terduga yang menghampiri kehidupan seseorang. Meski awalnya tidak menyangka dengan yang sedang terjadi, lambat laun seseorang akan berusaha mengatasi permasalahannya.

Mencintai Diri Sendiri Akan Membuat Kamu Paham, Tidak Perlu Jadi Sempurna Untuk Menjadi Orang Yang B

Ada yang mencari jalan positif, tetapi ada pula yang sebaliknya. Apa pun yang diputuskan, semuanya akan kembali pada diri sendiri.

Kematian Seolah Datang Berkali-kali

Kelak aku akan mengingat

Percayalah, Meski Dunia Kita Telah Berbeda, Cinta Itu Akan Tetap Sama

Ketika ibu menyeretku untuk tetap berlari Ketika ibu tak melepas tanganku walau sejenak

Kelak aku akan mengingat

Bagaimana Susu Bermanfaat Bagi Penderita Diabetes?

Bagaimana kini aku kehabisan napas

Bagaimana seolah kematian datang berkali-kali Bagaimana aku seolah tak kuasa untuk bertopang

Kelak aku akan mengingat Ketika ibu mendorongku untuk terus menanjak Ketika kakiku kian kebas, ia tetap berjalan Tak ingin tertinggal, aku pun memaksa napas untuk tetap membuatku hidup

Kelak aku akan mengingat

Hari kesakitanku yang tak seberapa, ternyata Hari keterkejutan akan nyata yang kulihat Bahwa semua kata yang kudengar hanyalah dongeng mengantar lelap

Bahwa semua yang kudamba hanyalah sampah

Kelak aku akan mengingat semuanya

Dan jika hari itu datang,

Aku yakin, aku akan baik-baik saja

Semesta Sedang Membantuku Sekarang

Hari ini ia terdiam

Padahal, aku tahu dia tidak bisu

Kudengar, ia bercakap dengan burung dan daun gugur

Ya, ia memang paham betul mengenai bahasa alam

Namun, mengapa ia mendadak diam saat tahu aku mendekat?

Aku tidak menakuti burung pun tidak menggugurkan daun

Tenang, aku tidak mengganggu mereka

Kau tetap bisa mengumbar kata sesukanya Namun, bukan berarti mematikan semesta begitu saja

Akal sehatku berpikir

Mungkin langit mendung adalah alasan Ya, ia benci ketika langit tiba-tiba suram

la benci ketika burung di dahan pohon rendah tiba-tiba

kembali ke sarang

Ya, kurasa itu cukup masuk akal untuk membuatnya

muak

Aku menunggu

Masih terduduk di teras rumah sambil memandang

cakrawala

Berharap lontaran kata kan terucap Berharap hati tidak penuh Berharap jiwa tidak melemah

Ya, aku masih menunggumu

Kedatanganmu menjadi akhir dari misi yang harus

kuselesaikan

Ya, suaramu yang tak menolak koridor benar membawaku pada kelegaan

Ya, aku masih menunggu

Semesta sedang membantuku, sekarang