Jangan Hanya Menuntut Mendapatkan yang Terbaik, Tapi Jadilah yang Terbaik

Sebaiknya Tidak Curhat ke Lawan Jenis. Kenapa Ya
Sumber :

Olret – Tak terasa sudah dua pembahasan tentang status yang sangat memukau dari instagram @hijtahstories. rasanya kami tak ingin semua status menariknya lewat begitu saja tanpa harus kamu tahu.

Allah Menyuruhmu Yakin Kepada Setiap Rencana-Nya, Lalu Apa Yang Masih Membuatmu Khawatir?

Setelah artikel dengan judul saat semua manusia menjauh, tenanglah sebab Allah selalu ada di setiap waktu. Kali ini dengan pembahasan ketiga dan tentu saja sangat memukau. Simak yuk selengkapnya.

Kelak kamu akan mengerti. Sakit hati yang kamu alami bukan karena Allah ingin menyakiti. Tetapi karena Allah ingin mengganti dengan seseorang yang jauh lebih baik lagi.

Percayalah, Saat Kamu Berbuat Baik, Maka Pertolongan Allah Ada Di Saat Susahmu

Saat kamu menemui kesalahanku maka katakanlah itu padaku. Bukan pada orang lain. Sebab itu adalah kesalahanku dan aku sendirilah yang harus memperbaikinya, bukan orang lain yang tak tahu apa-apa.

Maafin Aja - ustadz Hanan Attaki, Lc.

Dikisahkan, Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah bersumpah untuk tidak Memaafkan kesalahan Misthah bin Utsatsah dan tidak pula memberi nafkah kepadanya karena telah menuduh Siti Aisyah berzina. Siti Aisyah sendiri merupakan putri Abu Bakar Ash-Shidiq dan istri Rasulullah ﷺ . Atas kejadian tersebut maka turunlah ayat Al-Qur'an dalam Surah An-Nuur ayat 22.

Percayalah, Semakin Sulit Ujianmu, Semakin Tinggi Pula Allah Menaikkan Derajatmu

وَلَا يَأْتَلِ اُولُوا الْـفَضْلِ مِنْكُمْ وَا لسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْۤا اُولِى الْقُرْبٰى وَا لْمَسٰكِيْنَ وَا لْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖ وَلْيَـعْفُوْا وَلْيَـصْفَحُوْا ۗ اَ لَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Karena turunnya ayat tersebut, sikap Abu Bakar Ash-Shidiq akhirnya melunak terhadap Misthah bin Utsatsah. Abu Bakar berkata, "Ya, demi Allah, sesungguhnya aku senang jika Allah mengampuniku". Kemudian Abu Bakar pun menarik ucapannya dan kembali memberi nafkah kepada Misthah seperti sedia kala.

Pemaaf merupakan sifat yang diajarkan Nabi ﷺ kepada siapapun. Sebut saja ketika Nabi ﷺ mengalami berbagai penyiksaan, percobaan pembunuhan, pengkhianatan, dan berbagai kejadian buruk lainnya.

Seperti kisah yang diriwayatkan Anas radhiyyallahu'anhu, suatu hari ada seorang perempuan Yahudi yang mendatangi Rasulullah saw dengan membawa daging kambing yang sudah diberi racun. Tanpa sepengetahuan Rasulullah, daging kambing itu dimakan hingga akhirnya terungkap jika daging tersebut mengandung racun.

Rasulullah ﷺ kemudian bertanya kepada wanita tersebut, "Mengapa engkau melakukan itu?"

Si wanita pun menjawab, "Aku ingin membunuhmu," Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah tidak akan memberikan kemampuan kepadamu atasku, Lalu Anas radhiyyaahu'anhu berkata, "Para sahabat berkata, 'Biarkan kami membunuhnya!'. Rasulullah bersabda, 'Jangan!'"

Anas radhiyyallahu'anhu kemudian menambahkan, "Aku melihat sisa racun itu di langit-langit mulut Rasulullah ﷺ" (HR Bukhari dan Muslim).

Sikap saling Memaafkan merupakan akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah ﷺ kepada umatnya. Abdullah Al-Jadali berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah radhiyallahu'anha tentang akhlak Rasulullah ﷺ. Lalu ia menjawab, 'Beliau bukanlah orang yang keji (dalam perkataan ataupun perbuatan), suka kekejian, suka berteriak di pasar-pasar atau membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan beliau adalah orang yang suka Memaafkan,'" (HR Tirmidzi; hadits sahih).