Orang yang Bunuh Diri Caper dan Kurang Iman? Berikut 8 Fakta v.s Stigma Seseorang Nekat Bunuh Diri
- freepik.com
Fakta: Agama merupakan satu faktor pencegah bunuh diri. Kepercayaan seseorang dengan Tuhan dapat menjadi salah satu motivasi seseorang untuk bertahan hidup dan tetap memiliki harapan. Berdoa dan aktif dalam kegiatan rohani juga dapat membantu menjaga kesehatan mental seseorang, begitupun komunitas keagamaan dapat membantu memberikan dukungan kepada orang tersebut di luar kegiatan ibadah. Namun, faktor pencegah tersebut mungkin tidak lagi dapat membantu ketika tingkat krisis atau tekanan yang dihadapinya sudah terlalu tinggi, sehingga orang tersebut akan menolak makna-makna kehidupan yang diajarkan oleh agama atau sumber lainnya (cognitive deconstruction).
6. Orang yang hendak bunuh diri tidak akan membicarakan mengenai keinginanya
Fakta: Hampir semua orang yang hendak bunuh diri menunjukkan tanda-tanda peringatan bunuh diri, misalnya melalui peringatan tertentu, kegiatan yang menunjukkan keinginan bunuh diri, atau perubahan perilaku/tampilan yang kasat mata. Beberapa orang juga dapat menunjukkan tanda-tanda yang sifatnya tidak langsung dapat dikenali, seperti menarik diri dari kegiatan atau pergaulan. Beberapa orang mungkin seolah-olah tidak menunjukkan tanda-tanda peringatan apapun. Dengan mempelajari tanda-tanda peringatan bunuh diri dan bagaimana cara menanganinya, kita dapat melatih diri kita untuk lebih peka terhadap tanda-tanda yang tersirat.
7. Stigma laki-laki biasanya tidak emosional sehingga lebih jarang melakukan bunuh diri
Tanda Kamu Sedang Depresi
- freepik.com
Faktanya, di Indonesia jumlah laki-laki yang meninggal karena bunuh diri diperkirakan tiga kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Pandangan bahwa laki-laki harus kuat, tahan banting, tidak boleh lemah, tidak boleh menangis, dan sebagainya, sering kali menyebabkan laki-laki lebih sulit untuk memperoleh bantuan atau takut untuk mencari bantuan (terutama apabila ia mengalami masalah serius). Hal ini menyebabkan laki-laki cenderung mencari cara yang lebih agresif untuk bunuh diri, terlebih jika di dalam masyarakat laki-laki memiliki banyak akses ke benda atau tempat tertentu yang mematikan.