Kenali Sejak Dini, Inilah 7 Gejala Spesifik Pria Dengan HIV
- https://akcdn.detik.net.id/
Olret – HIV atau human immunodeficiency virus adalah salah satu penyakit yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh dan melemahkannya. Penyakit yang termasuk virus ini dapat menyebar melalui paparan cairan tubuh tertentu, seperti cairan kelamin atau darah. Karena itu, seks bebas, seks anal, tato, penggunaan jarum suntik yang tidak steril sangat rentan tertular virus ini. Bahkan ibu yang mengidap HIV dapat menularkan pada anaknya saat menyusui.
Nah, jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, HIV akan berkembang menjadi sindrom imunodefisiensi atau acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang sudah mengancam jiwa. Oleh karena itu, lebih baik kenali sejak dini gejala-gejala HIV pada pria maupun wanita. Lebih bagus lagi, jika kamu sering melakukan medical check up untuk mengetahui kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Dan inilah gejala khas atau spesifik pada pria dengan HIV
1. Ulkus Penis Kronis
Menurut studi dalam jurnal BMJ Case Reports tahun 2017, di negara maju, agen etiologi yang paling sering adalah Treponema pallidum dan HSV tipe 1 dan 2. Adanya lesi herpes genital terbukti meningkatkan penularan HIV dan dikaitkan dengan peningkatan viral load HIV dan perkembangan penyakit pada individu yang terkena.
Luka pada penis atau Ulkus penis kronis adalah tanda jika imun seseorang sangat lemah. Biasanya terjadi dalam jangka waktu sebulan setelah diobati. Namun, pada pria dengan HIV luka ini akan semakin meluas dan tambah parah.
2. Ulkus Dubur
Melakukan seks anal akan berpotensi menyebabkan infeksi, berkembangnya bakteri dan luka yang cukup parah. Karena itu, banyak pihak yang melarang keras melakukan seks ini, karena memang tidak baik secara moral maupun kesehatan.
Selain itu, Luka pada dubur bisa sangat tidak nyaman. Ini dapat menyebabkan gatal, terbakar, nyeri, bahkan disertai pendarahan. Selanjutnya, luka pada dubur juga menyebabkan buang air besar menjadi tidak nyaman sehingga banyak orang dengan gejala ini juga mengalami sembelit.
Lebih parah lagi, luka pada dubur atau ulkus dubur juga bisa mejadi gejala spesifik pria dengan HIV. Menurut laman Verywell Health, Ulkus dubur yang berkembang dari seks anal umumnya disebabkan oleh penularan herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2), seringkali merupakan manifestasi pertama HIV.
3. Peradangan Rektum
Rektum adalah tabung yang terhubung ke ujung usus besar yang dilewati kotoran saat keluar dari tubuh. Sedang peradangan pada rectum atau prokitis berarti peradangan yang terjadi pada lapisan rectum. Dan umumnya pria yang terkena HIV pasti mengalami peradangan ini dengan ciri; Selalu merasa ingin buang air besar, keluar darah dari dubur, adanya lendir pada dubur, sisi kiri perut terasa sakit, perasaan penuh di rectum, diare, nyeri saat buang air besar.
4. Disfungsi Ereksi
Prevalensi pria dengan HIV umumnya mengalami disfungsi ereksi cukup tinggi, biasanya beberapa deraja lebih tinggi daripada pria yang sehat. Meski, pria dengan HIV ini mempunyai imun yang cukup sehat. Mereka tidak mampu untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual dengan pasangannya.
Hal ini karena HIV akan menyebabkan kecemasan, kadar testosteron rendah terkait HIV, dan redistribusi lemak abnormal terkait HIV. Semua faktor ini dapat menghambat kemampuan untuk mencapai ereksi.
5. Ginekomastia
Ginekomastia adalah pembesaran jarinagn kelenjar di salah satu atau kedua payudara. Umumnya Ginekomastia dapat terjadi pada pria dengan HIV positif ditambah dengan hipogonadisme, sebuah kondisi dimana kelenjar seks yang disebut gonad hanya menghasilkan sedikit hormone seks.
Sehingga pengidapnya akan kehilangan gairah dalam berhubungan seksual atau libido. Karena HIV merusak fungsi system Endokrin
6. Radang Kelenjar Prostat atau Prostatitis
Jika ada rasa sakit atau terbakar saat buang air keci itu bisa menjadi tanda adanya penyakit Radang kelenjar prostat atau prostatitis. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, juga bisa merupakan tanda pria dengan HIV. Tanda seseorang terkena prostatitis adala sakit saat ejakulasi, peningkatan frekuensi buang air kecil, urine keruh atau berdarah, nyeri pada kandung kemih, testis, atau penis, terakhir nyeri di punggung bagian bawah, perut, atau selangkangan
7. Nyeri saat ejakulasi
Nyeri saat ejakulasi juga dikenal sebagai disorgasmia atau orgasmalgia. Ketidaknyamanan bisa terasa ringan hingga parah selama atau setelah ejakulasi. Rasa sakit dapat terjadi pada penis, skrotum, dan daerah perineum atau perianal. Ejakulasi yang menyakitkan selanjutnya berdampak negatif pada kehidupan seks. Ketidaknyamanan tersebut bisa terjadi sebagai akibat dari infeksi menular seksual termasuk HIV.