3 Nutrisi Penting yang Membantu Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
- freepik.com
Olret – Memperkuat sistem imun tubuh agar berfungsi efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang membantu membangun imunitas bagi tubuh. bersama dengan olahraga teratur Membantu meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. dapat mengurangi risiko atau tingkat keparahan berbagai virus.
3 nutrisi penting yang berkontribusi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh yang bisa dimakan dari sumber makanan umum, antara lain
1. Vitamin D, vitamin yang bagus tapi sering diabaikan
Vitamin D, selain membantu dalam penyerapan kalsium. Vitamin D juga memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Dengan berfungsinya sistem imun, banyak mekanisme yang akan distimulasi oleh vitamin D sehingga membuat sistem imun bekerja secara normal. Dan jika cukup vitamin D dalam tubuh akan mengurangi kemungkinan infeksi, juga mengurangi risiko mengembangkan masalah autoimun.
Orang yang bekerja membutuhkan sekitar 600 IU vitamin D per hari. Tubuh kita secara alami dapat memperoleh vitamin D melalui sinar matahari. Disarankan untuk terpapar sinar matahari pada pukul 09.00 - 15.00, selama 5 - 30 menit tanpa menggunakan tabir surya.
Makanan yang mengandung vitamin D
Makanan sumber vitamin D antara lain jamur, hati, ikan berlemak. susu sereal gandum atau produk susu yang diperkaya dengan vitamin D, dll.
2. Vitamin C, vitamin populer untuk orang yang ingin menjadi kuat
Vitamin C berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan membantu memperkuat epitel yang memiliki tugas untuk melindungi.
Serbuan berbagai zat asing, termasuk merangsang sistem antioksidan untuk bekerja secara normal. Sel darah putih yang bertanggung jawab untuk menghancurkan patogen dapat berfungsi secara normal.
Pada umumnya Orang usia kerja membutuhkan sekitar 85 – 100 mg vitamin C per hari.
Makanan yang mengandung vitamin C
Makanan yang menjadi sumber vitamin C adalah sayur atau buah segar seperti jeruk, jambu biji, kiwi, pepaya, brokoli. Normalnya, mengkonsumsi sekitar 1 kepalan buah sekaligus 2-4 kali sehari akan mendapatkan vitamin C yang cukup seperti jeruk. Dua jeruk keprok hijau menyediakan sekitar 130 miligram vitamin C, atau satu lemon menyediakan sekitar 83,2 miligram vitamin C.
Vitamin C relatif mudah terdegradasi oleh paparan sinar matahari atau panas selama pemasakan, sehingga sayuran yang dimasak dengan cara dipanaskan memiliki kandungan vitamin C yang lebih sedikit.
Selain itu, vitamin C dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin fortifikasi, seperti minuman atau sereal yang diperkaya dengan vitamin C. vitamin C.
3. Zat Besi meningkatkan kekebalan Bekerja dengan Vitamin C
Zat besi merupakan nutrisi yang berperan dalam proses antioksidan tubuh, membuat kulit dan lapisan jaringan menjadi sehat. menjadi kuat Termasuk membuat sel-sel dalam sistem kekebalan menjadi normal.
Zat besi adalah nutrisi yang memainkan peran besar dalam sistem kekebalan tubuh. Termasuk membantu tubuh menjadi efektif dalam menghancurkan patogen yang menyerang juga
Makanan yang mengandung zat besi
Sumber makanan yang tinggi zat besi antara lain jeroan, terutama daging merah, sedangkan daging putih seperti ikan dan ayam mengandung lebih sedikit zat besi dibandingkan daging merah dengan berat yang sama.
Wanita pekerja membutuhkan sekitar 20 miligram zat besi per hari. sedangkan pria membutuhkan sekitar 11,5 miligram per hari. Zat besi akan lebih baik diserap dalam makanan itu. bila ada vitamin C dari makanan bersama Karena vitamin C membantu menyerap zat besi. Konsumen dapat memilih untuk mengonsumsi produk makanan atau minuman yang diperkaya zat besi.
Sesuai dengan gaya hidup Untuk menciptakan jiwa dan raga yang sehat dan lakukan secara rutin bersamaan dengan menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Selalu cuci tangan Anda Pilih makanan yang baru dimasak.
Hindari makan makanan sisa. Termasuk penggunaan sendok tengah saat makan bersama. Ini akan membantu mengurangi risiko infeksi juga. yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tubuh tetap sehat dalam jangka panjang.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat kesehatan atau medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memenuhi syarat mengenai pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki tentang kondisi medis atau tujuan kesehatan.