Part 4 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan
- https://ngayap.com/
Sesungguhnya aku tak tega pada Bang Idan. Sambil terus menjaga kami dia juga dengan ketat memegangi Bang Amran yang selalu memberontak sambil marah-marah. Tapi keadaannya memang sungguh berbahaya, tidak perlu melompat ke jurang di sisi kiri, jatuh di turunan-turunan ekstrim ini pun akan fatal akibatnya.
Ditempat istirahat ini Bang Idan memejamkan matanya sambil tangannya terus merangkul Bang Amran. Aku mendekati Ale yang sejak tadi hanya diam dan mengajaknya ngobrol.
"Le, maksud Bang Amran apa ya teriak-teriak 'tinggalkan' itu?" Tanyaku pada Ale.
Tapi Ale seakan tidak mendengar pertanyaanku. Matanya menatap kosong pada satu titik dibelakang pohon. Jari tangannya saling menggenggam dengan erat dan dililit menggunakan syal.
Aku mengulangi lagi pertanyaanku karena kupikir Ale tak mendengar, "Le, kamu tak dengar kah? Aku tadi tanya, Kira-kira apa maksud Bang Amran bilang 'tinggalkan tinggalkan' itu? "
Kali ini Ale menatap mataku. Wajahnya seputih mayat, bibirnya gemetar.
"Pin, aku takut sekali Pin." Suaranya terdengar bergetar saking takutnya.
"Ada apa, Le?" Tanyaku.
"Itu si Monyet besar itu dari tadi terus mengintai kita Pin."
"Monyet apa Le? Makhluk yang tadi cengkram kakiku?" Tanyaku sambil pandanganku menyapu hutan berkabut di sisi kananku, mencari keberadaan makhluk yang Ale maksud.