Verbal Abuse, Kekerasan Verbal yang Kerap Dilakukan Orangtua pada Anak Tanpa Disadari
- https:www.pinterest.com
Olret – Hai Moms, peluk jauh buat semua ibu yang merasa lelah mengurus anak, yang merasa capek mengurus rumah dan tingkah laku si Kecil yang sulit di atur sehingga memancing emosi moms dan tanpa disadari sering membentak anak.
Moms, Sering kali ketika marah, seorang ibu lepas kendali. Membentak bahkan tak jarang ada ibu yang memberi cubitan atau pukulan kepada anak sebab sudah tidak mampu menahan emosi lagi. Meskipun setelahnya seorang ibu akan menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada anak, namun biasanya akan terulang lagi, meminta maaf lagi, menyesal dan meledak-ledak kembali.
Tahukah moms jika apa yang dilakukan oleh orangtua yang suka membentak diikuti dengan perkataan-perkataan marah lainnya merupakan bentuk sebuah kekerasan dan berdampak pada emosional anak.
KEKERASAN ITU BUKAN SEKEDAR MEMUKUL FISIK
Kebanyakan dari moms mungkin tahunya kekerasan itu bersifat fisik semata, lebam atau luka namun kekerasan pada anak ada beberapa jenis. Seperti yang dikutip dalam laman youtubenya, Ani Rakhmaningrum, M.Psi, seorang Psikolog Expert Dunia Parenting Indonesia, menjelaskan jika kekerasan pada anak ada beberapa jenis yaitu Kekerasan Fisik, Kekerasan Verbal atau kekerasan secara emosional atau psikis, Kekerasan Seksual dan terakhir yang kerap tidak disadari yaitu Pengabaian dimana orangtua atau pengasuh yang tidak memberi hak-hak dasar yang dimiliki anak.
Dikutip dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam laman resminya bankdata.kpai.go.id, mengatakan kekerasan Verbal (verbal abuse) adalah perilaku kasar dengan kata-kata dan/atau intonasi yang kurang menyenangkan.
Dan bentakkan, mengatai anak bodoh dan semisalnya yang sering di ucapakan oleh orangtua pada anak termasuk dalam kekerasan emosional atau verbal.
Ditambahkan oleh Ani Rakhmaningrum, M.Psi, seorang Psikolog Expert Dunia Parenting Indonesia, Kekerasan emosional adalah segala bentuk perilaku orangtua, pengasuh, orang dewasa sekitar yang berkuasa disekitar anak, yang melakukan verbal abuse seperti merendahkan anak, melabelkan anak negatif, meremehkan, terus meneruskan menyalahkan anak sebagai contoh ucapan semisal “ ihh gini aja kamu nggak bisa, bodoh amat”, “ ih, kamu penakut”, kalimat seperti ini saja sudah termasuk dalam kekerasan verbal.
Hal ini jika dilakukan terus menerus dapat merusak atau menganggu keberhargaan diri anak atau self esteem. Yang mana lama-kelamaan jika diucapkan terus menerus dan berulang-ulang anak akan merasa “oh aku tidak berharga ya”, dan sedihnya anak pun akan mempercayai apa yang kita ucapkan.
Jika setiap hari anak dikatain “bodoh, bodoh, bodoh” atau “kamu tidak berguna, kamu merepotkan saja”, lama-lama anak akan mempercayai jika apa yang diucapkan orangtua padanya adalah benar dan tentunya merusak kepercayaan diri dan mental anak itu sendiri.
Bentuk Verbal Abuse
Tanpa disadari, kekerasan verbal ini seringkali dilakukan oleh para orangtua . Dalam jurnalnya yang berjudul Parental Experience of Verbal Abuse in Preschool Children: (Kameliawati et al., 2020), menjelaskan ada 2 faktor yang sering menjadi alasan orangtua melakukan verbal abuse, yaitu pengalaman dan didikan orangtuanya dahulu. Orangtua yang dimasa kecil pernah mengalami verbal abuse akan menyimpan memori itu hingga ketika anak mengalami hal serupa orangtua tersebut akan spontan merespon dengan hal serupa.
Bentuk Verbal Abuse atau kekerasan Verbal yang kerap tanpa sadar sering moms lakukan seperti : Membentak Anak, Mengancam, Menuduh Anak Melakukan Sesuatu Yang Tidak Dilakukannya, Body Shaming Pada Anak, Membandingkan Anak Dengan Orang Lain, Tidak Mau Mendengarkan Anak, Memberi Label Negatif Pada Anak, Bersikap Cuek/ Tidak Peduli, Mengkritik Anak Berlebihan, Mencemooh Anak, Mengintimidasi Anak.
Efek Verbal Abuse pada Anak
Walaupun tidak kasat mata, namun efek dari kekerasan verbal ini bisa sama atau bahkan dapat lebih berbahaya dari kekerasan fisik. (Farhan et al.,2019)
-Berpengaruh pada perkembangan kognitif dan sosial anak
-Menyebabkan gangguan mental seprti anxiety dan depresi
-Meningkatkan kemungkinan bunuh diri dan penggunaan narkoba
LALU, APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANGTUA UNTUK MENGURANGI DAMPAK TERSEBUT
Jika Moms dan Dads, sudah terlanjur memberikan ‘verbal abuse’ kepada anak tanpa disadari lakukan beberapa hal berikut untuk mengurangi hal-hal tersebut seperti:
Perhatikan apa yang akan diucapkan
Moms pilihlah kata yang baik yang akan diucapkan kepada anak. Percayalah ucapan itu adalah doa dan sebuah sugesti. Seperti halnya orang dewasa yang ingin dihargai maka terapkanlah hal yang sama kepada anak.
Kendalikan emosi
Tingkah laku anak memang kerap memicu amarah moms, namun berusahalah mengendalikan emosi dan perilaku diri supaya tidak mudah berteriak atau membentak anak.
Perhatikan nada bicara/volume bicara
Volume suara moms yang tinggi membuat anak tidak mampu memproses dengan baik apa yang moms ucapakan malah merasa takut.
Tatap mata anak saat berbicara dengannya
Biasakan ketika berbicara kepada anak untuk menatap matanya, selain dapat menarik perhatiannya juga sebagai bentuk menghargai oranglain ketika berbicara.
Jangan Malu Meminta Maaf pada Anak
Tidak perlu malu ya moms and Dads untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada anak. Hal ini juga sebagai bentuk contoh yang baik kepada anak.
So, moms tetap bersabar dan selalu bersyukur akan anugerah yang telah Allah titipkan pada kita. Sikap kita hari ini akan membentuk karakter anak dikemudian hari.
Semoga bermanfaat ya moms