Kamu Yang Sudi Menerima Kekuranganku, Terimakasih Atas Cintamu yang Tulus
“Keluar , Bel. Plis. Gue jamin lo aman kalaupun lo keluar.” Suara itu meyakinkanku sekali lagi. akhirnya aku memilih untuk keluar. Tentu dengan membawa sapu untuk berjaga-jaga. Pintu depan pun akhirnya ku buka. Saat itu pula, aku terkejut atas apa yang aku lihat. Keanu, Ryan, dan Abraham tengah membangun tenda didepan rumahku. Keanu yang menatapku kemudian tersenyum. Memetik gitarnya kemudian. Ia memainkan lagu Andmesh Kamaleng – Cinta Luar Biasa yang tadi juga kumainkan. Setelah bait terakhir, Keanu meletakkan gitarnya, lalu menghampiriku.
“Jadi, Bella masih tetep mau nerima cinta gue yang biasa ini nggak?”
Aku meneteskan air mata. Kesal, rindu, bahagia bercampur menjadi satu. Keanu meregangkan tangannya yang kemudian memelukku erat.
“Sorry ya, bikin khawatir. Gue naik gunung setelah ketemu sama lo sore itu. Dan lo tau, susah sinyal. Gue nggak bisa ngehubungin lo sama sekali. Jadi gue pikir sekalian jadi suprice aja. Eh, ternyata gue lupa kalau Bella gue ini orangnya khawatiran. Gue minta maaf ya.”
Aku hanya mengangguk dibalik pelukan Keanu. Tak ada alasan lagi untuk marah kepadanya. Toh kini ia berada dihadapanku. Keanu melepaskan pelukannya.
“Jadi, Bella, lo mau nggak nikah sama gue? Gue menerima semua kurang dan lebihnya, masa depan, masa kini dan masa lalu lo pun tentang keluarga lo sekalipun. Jadi, lo mau nerima gue nggak?”
Belum aku menjawab pertanyaan Keanu, ayah dan ibu pun muncul. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi karena pintu rumah yang terbuka. Keanu kemudian bersalaman, mencium tangan kedua orangtuaku.