Sebanyak Apapun Rezekinya, Bila Tak Mensyukurinya Pasti Akan Kurang

Kegiatan Bermanfaat dan Meningkatkan Iman Saat Puasa
Sumber :
  • instagram

Olret – Tapi kalau ngomongin rezeki kan, harusnya kita nggak ngomongin tentang apa atau berapa, tapi sejauh mana kita bisa menerima dan mensyukurinya. Karena sekali lagi, setiap orang punya rezekinya masing-masing. Setiap pasangan punya rezeki dari pasangannya masing-masing.

MU Mendapat Kabar Duka dari Mason Mount

Sehebat dan sebanyak apapun rezeki itu, kalau kita tidak menerima dan mensyukurinya dengan baik, pasti akan terasa kurang. Pasti akan banyak menuntut ini-itu yang belum ada pada pasangan kita. [Kutipan Buku Genap2]

Iya kadang kita selalu mengeluh dengan rezeki yang kita dapatkan, hanya saja kita kurang pandai bersyukur. Jadi bukan rezekimu yang kurang pas, tapi gaya hidupmu yang berlebihan.

Jika Kita Menghayati Saat Kebahagiaan Itu Datang, Seharusnya Kita Juga Menghayati Dengan Saat Merasa Sedih dan Kecewa.

Bagaimana Cara Menghindari Ditipu Kekasih?

Banyak orang yang secara langsung ataupun nggak langsung terdoktrin bahwa yang harus kita kejar dalam hidup ini adalah kebahagiaan. Padahal, kebahagiaan hanyalah salah satu perasaan atau emosi yang terjadi dalam kehidupan kita. Selain bahagia, kita juga masih punya rasa sedih, kecewa, marah, yang seharusnya menjadi satu kesatuan (wholeness) dengan perasaan bahagia.

Experiencing negative feelings is part of living and growing. Makanya yang harus kita kejar bukan hanya happiness saja tapi juga wholeness. Paket rasa bahagia dan sedih, termasuk turunan dari rasa bahagia dan sedih tadi, yang membentuk karakter diri kita.

Berdamailah Dengan Diri Sendiri Biar Tak Capek Hati.

Momen Bahagia : Judika Baru Saja dikaruniai Anak Ketiga

Anggap saja sekarang kita akan mengalami perjalanan jauh. Dan kita harus packing untuk menyiapkan segalanya. Sebenarnya, packing itu belajar memilih, mana-mana saja yang kita bawa dan pertahankan, seperti halnya memilih siapa atau apa yang akan kita masukkan ke dalam hati.

Hidup adalah perjalanan itu sendiri, sedangkan hati adalah kopernya. Karena kapasitasnya terbatas, masukan secukupnya saja di dalamnya. Masukkan apa yang benar-benar kamu butuhkan. Tinggalkan yang memberatkanmu, singkirkan yang merepotkan.

Lelah, Kondisi Saat Aku Harus Menghadapi Kamu yang Egois.

Makhluk itu bernama ego, yang bersemayam dalam tubuh setiap manusia, menempati salah satu ruang di sudut hati. Perihal sebesar apa ruangnya, tentu berbeda antar satu orang dengan orang yang lainnya. Yang pasti, ego akan senang hati untuk memenuhi ruang yang kita sediakan untuknya.

Dan untuk kamu, beserta kaum lelaki di luar sana; sudilah kiranya untuk mempersempit ruang ego itu di hati kalian, agar tidak merepotkan hatinya kaum perempuan? [Kutipan Buku Genap1]