Review Drama Thailand Love Mechanics
- wetv
Olret – En of Love: Love Mechanics adalah bab kedua dalam trilogi. Di kalangan penggemar, ini biasanya dianggap yang terbaik dari ketiga seri tersebut. Dibandingkan dengan Tossara (pendahulunya) atau This Is Love Story (sekuelnya), ini lebih hidup dan memikat.
Meski begitu, Love Mechanics mengalami banyak masalah naratif yang sama seperti rekan-rekannya. Penulisannya masih sangat cacat, penuh dengan kiasan yang bermasalah, dan saya tidak akan menyebutnya sebagai drama yang bagus.
Bagian favorit saya dari serial ini adalah pasangannya, yang diperankan oleh dua pemeran utama menawan (Yin dan War) dengan penggemar yang cukup besar. Setelah menyelesaikan En of Love: Love Mechanics, saya sangat memahami daya tarik dari pasangan ini.
Secara estetika, para aktor terlihat lucu dan serasi bersama. Dari segi chemistry, mereka memiliki hubungan yang alami dan santai. Mulai dari tatapan genit hingga perut kekar, paket sangat lengkap dan rapi. Bagi saya, ini semua tentang War dan senyuman surgawinya. Aku juga menyukai Yin, tapi tidak sebesar aku menyukai War.
Namun, apa yang saya nikmati dari romansa ini ada hubungannya dengan para aktornya dan tidak ada hubungannya dengan peran mereka. Antusiasme saya terhadap pasangan ini mereda setiap kali saya teringat akan jalan cerita sebenarnya.
Meskipun ada percikan api yang mendesis, para karakter tidak menghabiskan cukup waktu bersama untuk menggambarkan hubungan yang autentik. Aku bingung kenapa Vee bersikap begitu terpaku pada Mark. Bung, kamu baru saja bertemu dengannya? Perasaannya tampak tidak proporsional, seperti kita kehilangan sebagian besar perkembangan hubungan.
Mark dan Vee adalah karakter tidak simpatik yang tindakan tercela membuat mereka sulit untuk diperjuangkan bersama. Mark dengan senang hati terlibat dengan pria yang tidak ada dalam hubungan dan kemudian merajuk karena menjadi pihak ketiga.
