Review Drama Thailand Love Mechanics
- wetv
Vee adalah pezina berantai yang berselingkuh secara sembarangan, hanya untuk meminta maaf setelah tertangkap. Saya juga tidak suka bagaimana Love Mechanics melanggengkan perilaku beracun dan berpura-pura romantis.
Contoh yang mencolok adalah ketika Vee menyuruh Mark untuk menutupi pakaian renangnya yang "terbuka" di kolam renang, mengibarkan bendera merah untuk masalah orang yang suka mengontrol.
En of Love: Love Mechanics dikemas dengan perdebatan sengit dan konfrontasi yang penuh air mata. Ini menyerupai sinetron, membuat saya terhibur saat melodrama terurai dengan liku-liku yang terus-menerus dan kejenakaan yang memalukan.
Namun ceritanya terlalu terburu-buru sehingga menghasilkan narasi yang tidak koheren dimana peristiwa terjadi secara tiba-tiba tanpa ada penumpukan. Anehnya, beberapa adegan penting hilang, malah dijelaskan hanya melalui dialog.
Saya tidak tahu apakah Love Mechanics kehabisan waktu atau tidak bisa menyampaikan alur cerita yang jelas. Apa pun itu, penceritaannya jelek.
En of Love: Love Mechanics sedikit lebih baik daripada Tossara dan This Is Love Story. Namun, drama terbaik dalam franchise En of Love pun masih jauh dari kualitas yang layak. Titik terangnya adalah kedua aktor tersebut, yang memancarkan daya tarik mempesona sebagai pasangan.
Namun, bahan yang jelek membatasi potensi mereka dan mereka berhak mendapatkan tampilan yang lebih solid untuk menampilkan karisma mereka. Saya tahu Love Mechanics mendapatkan remake penuh dengan pemeran yang sama. Mari kita berharap untuk peningkatan yang signifikan dalam upaya kedua mereka, semoga saja.
