Part 8 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan
Olret – Sebuah suara muncul di belakangku pada Part 7 : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan. Membuatku semakin yakin bahwa kami benar-benar tak akan selamat. Namun keyakinan kepada Sang Kuasa semakin kuat.
Suara teriakan Bang Idan dan Anes membangunkanku. Apakah aku pingsan? Kenapa aku pingsan? Tubuhku seketika mengejang teringat puluhan tangan-tangan pucat yang menggapaiku dan daun pintu pondokan yang terbuka. Aku panik dan histeris sambil menepis-nepis udara kosong.
Lalu kelegaan memelukku menyadari tubuh-tubuh itu sudah tak ada. Kelegaan berganti kengerian saat kesadaranku pulih. Aku bukan lagi duduk di bale-bale pondokan, melainkan sedang duduk di akar sebuah pohon besar di pinggir jurang.
Akar yang ku duduki menjuntai di tebing yang menjorok diatas jurang yang menganga. Tubuhku gemetar saat memandang ke bawah. Kabut putih tebal menutupi dasar jurang ini.
Kulihat ke atas, Bang Idan dan Anes tampak sedang berhati-hati menuruni tebing untuk menolongku. Diatasnya lagi kulihat teman-teman yang lain: Bang Amran, Ale dan Yuni.
Aku kembali menangis karena ketakutan sambil memanggil-manggil Bang Idan.
"Baaang, kenapa aku disini, Bang??"
Bang Idan sambil masih bergerak turun menjawab untuk menenangkanku, "Tenang Dek. Jangan panik. Jangan bergerak-gerak."