Suwardji, Pembina Porang yang Mengatasi Kemiskinan, Pengangguran, dan Kerusakan Lingkungan di KLU
- Halodoc
Hal ini tidak terlepas dari 800 petani porang di Lombok Utara yang terbagi dalam 15 kelompok. Masing-masing ada 8 kelompok di Kecamatan Gangga, dan 7 kelompok di kecamatan Bayan.
Seiring berkembangnya potensi di Kecamatan Gangga, Suwardji akhirnya memutuskan bahwa di tempat ini hanya untuk mengembangkan chip dan tepung, dan tidak lagi melakukan budidaya karena dianggap sudah mandiri. Sementara budidaya akan dilakukan di Kecamatan Bayan.
Hanya 1 aspek yang belum tercapai, yaitu pelepasan varietas. Jika sudah berhasil, maka semua daerah di Lombok, Sumbawa hingga Sulawesi bisa pesan bibit porang dari Lombok Utara.
Suwardji tidak hanya bergerak untuk mengembangkan porang secara kuantitas, tetapi juga berusaha menjaga kualitas porang. Karena porang di KLU ini juga diunggulkan sebagai komoditi ekspor.
Dengan varietas lombos KLU, porang di Lombok memiliki kualitas yang berbeda dengan lombos Madiun 1.
Kualitas porang ini tentu dipengaruhi oleh kualitas lahan tempatnya tumbuh dan berkembang. Sehingga Suwardji juga berupaya untuk mengantongi sertifikasi lahan.
Dalam hal ini, dinas setempat mengacu pada SK Dirjen No. 247 2021 tentang pedoman registrasi lahan usaha tanaman pangan. Dimana ada 113 indikator kesesuaian lahan, masing-masing 73 indikator wajib, dan 40 indikator tidak wajib.