Nona, Selamat ya Atas Pernikahan Kalian, Ku Ikhlas Meski Hati Masih Terluka

Tanda Seseorang yang Kamu Kencani Sudah Menikah
Sumber :

Sementara di sana, dirimu yang beberapa detik lalu masih menjadi kata bahagiaku sedang bahagia bahkan saling membahagiakan dengan laki-laki yang kelak kau panggil suami.

Carilah Teman Hidup yang Bukan Sekadar Mencintai Tapi Menghormati

Kamu mungkin tidak sengaja berbuat itu, atau bahkan sama sekali tidak tahu menahu, memang ini semua salah ku, aku terlalu naif untuk mengakui bahwa hadirmu begitu berharga. Kini semua sudah terlambat, kamu akan segera genap dalam beberapa saat.

Dan aku, Ah sudah lah gak usah kau hiraukan. Aku, si pecundang yang gapernah berani berterus terang tentang perasaan, aku si pengecut yang selalu takut untuk sebuah ungkapkan. Aku yang mungkin selalu mengabaikan pintu hati yang terbuka itu selama ini, Sama sekali gaperlu kau hiraukan.

Akan Ada Saatnya Semua Sedihmu Jadi Bahagia dan Kenangan Pahit Jadi Pelajaran Berharga

"Perempuan itu butuh kepastian" nasihat seorang teman yang waktu itu ku abaikan. Untuk apa kepastian, jika dengan samar-samar saja kita sudah bisa saling membahagiakan, pikir ku waktu itu. Yaa, salah memang. Jadi sudahlah, aku sama sekali gausah kau hiraukan.

Ah bukannya memang sudah tidak ada lagi perhatian buatku. Nyatanya, kabar pernikahan mu saja harus tersampaikan melalui teman. Bukan dari mulut mungil mu itu. Apa iya ini yang disebut sebagai tak berdarah?

Ikhlaskan Dia yang Memang Tak Tertakdirkan. Kelak, Ada Cinta Lain yang Lebih Menentramkan

Kini di hari bahagia mu, hari pernikahan mu, ku kirimkan Do'a dan Amplop berisi perasaan yang begitu mengkhawatirkan. Jika berkenan, tolong do'a kan, agar ia lekas pulih meski itu sebuah ketidak mungkinan. Dan Do'a ku, semoga ia yang kau pilih untuk jadi labuhan terakhir setelah jauh pelayaran mu menjadi tempat yang tepat.

Halaman Selanjutnya
img_title