Part 1 : Pendakian Gunung Gede, Ditemani "Pendaki Lain" Dari Beda Dunia

Pendakian Gunung Gede
Sumber :
  • Viva/Idris Hasibuan

Kami sudah siap dan akan memulai pendakian, Saya sempat bersih-bersih dulu mengganti pembalut di WC basecamp.. Dan saya liat darah sudah tidak keluar banyak, hanya plek plek saja sedikit.

7 Kepribadian Orang Toxic Yang Harus Kamu Waspadai

*

Akhirnya kami pun memulai pendakian dengan di awali bismillah dan berdoa bersama. Jalan menanjak di jalan aspal. Dan mulai memasuki ladang warga. Kami bercerita tertawa. saya dan teman saya Evi banyak berhenti, mungkin karena sudah bertahun-tahun saya tidak naik gunung jadi serasa baru lagi dan Evi teman saya pun sama terengah-engah ketika beberapa kali berjalan,ini adalah pendakian pertama Evi.

Seindah Apapun Kisah Di Drama. Kisahmu Tetap Terindah Karena Ditakdirkan Allah Ta'ala

Kami berjalan terus meski lambat, ketika sampai di pos 1 leugok leunca,kami bertemu beberapa pendaki yang hendak turun. Teman saya keling sempat tertidur lama..karna dia mengantuk habis bergadang katanya semalam ada pekerjaan. Kami pun bersantai berpoto dan memakan cemilan sambil menunggu keling bangun.

Saat itu ada 4 grup yang naik. Grup saya 4 orang ada juga dari tambun 2 orang dari Garut 2 orang dan Tangerang seperti anak kuliah berjumlah 11 orang. Kami melakukan pendakian pada hari Jumat malam Sabtu. Akhirnya kami membangunkan Keling karena hari semakin sore,, setelah siap kami berpamitan kepada rekan-rekan pendaki lain untuk jalan duluan.

6 Tips yang Bisa Bikin Kamu Cepet Move On, Gak Perlu Galau Lagi

*

Kami berjalan lagi,lambat laun sambil bercerita dan tiba di tanjakan yang ada pohon tumbang di pinggir track,dari kejauhan saya melihat ada kakek-kakek menggunakan baju hitam sedang duduk memegang tongkat kayu dengan wajah pucat. Saya perhatikan terus,saya tak merasa heran atau takut karena saya pikir itu adalah penduduk lokal yang mau berjualan di area pos pendakian atau pun di puncak gunung.

Halaman Selanjutnya
img_title