Trekkng Bahagia Menjelajahi Curug Cikawah di Bogor (Part 1)

Curug Cikawah
Sumber :
  • ngayap.com

Olret – Trekking kini menjadi gaya hidup anak muda di perkotaan. Selain sehat dan pengganti olahraga, trekking bisa juga sebagai salah satu ajang untuk mencari teman travel dan menikmati alam yang indah. Salah satu spot favorit untuk trekking adalah Curug Cikawah di Pamijahan Bogor.

17 Deretan Destinasi di Bogor yang Bikin Betah dan Tak Mau Pulang

Bukan hanya Curug Cikawah saja, ada juga Curug Gleweran dengan warna air terjun hijau tosca dan menghipnotis semua mata terpesona. Buka hanya itu, sawah yang sedang hijau-hijaunya dan menyesuri sungai menjadi hal yang sangat seru dilakukan. Pensaran bukan? Simak yuk perjalanan dari Olret yang sedang liburan berikut ini.

Cibubur Menuju Cawang Sehingga Akhirnya Menembus Batas Sampai ke Stasiun Bogor.

Curug Cikawah

Photo :
  • ngayap.com
Curug Cikawah Bogor, Menikmati Perpaduan Kawah dan Air Terjun

Sebelumnya, saya mendaftarkan diri bersama Arman untuk mengikuti open trip dari salah satu penyedia jasa yang sudah saya kenal sebelumnya. Selepas salat Magrib, saya pun menuju Cibubur Junction untuk segera naik transportasi Jakarta.

Hampir 20 menit menunggu untuk berangkat menuju Cawang. Perjalanan dari Cibubur ke Cawang BKN menghabiskan waktu kurang lebih 20 menit. Setelah itu, saya pun memesan ojek online menuju stasiun kalibata.

Video : Pengalaman Kedua Kalinya Tracking ke Curug Cikawah, Bikin Candu Bangat!

Oh iya, ini pertama kalinya saya kembali naik KRL setelah 4 tahun lalu. Ada rasa rindu dan haru ketika kembali menginjakkan kaki di KRL. Perjalanan dari Kalibata sampai Bogor memakan waktu kurang lebih 90 menit.

Setelah sampai, saya pun bertemu dengan Arman dan mengobrol sejenak karena sudah lama tak bertemu. Kami pun lalu melanjutkan perjalanan menuju titik point yang sudah ditentukan.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya semua peserta pun berkumpul lalu kami melanjutkan perjalanan menuju desa Ciasmara yang berada di Bogor.

Melihat muda-mudi yang sedang di mabuk cinta di malam minggu selama perjalanan.

Menjelajahi Curug Cikawah

Photo :
  • ngayap.com

Oh iya, malam ini kami berangkat dengan 9 orang, sebut saja salah satunya seorang slanker dan Anbu. Selama perjalanan, sebagian besar dari kami saling mengobrol dan sesekali melihat anak muda-mudi bogor yang sedang di mabuk cinta di atas boncengan sepeda motor. Ah, rasanya malam ini memang malam khusus muda-mudi yang sedang kasmaran ya?

Setelah kurang lebih 90 menit, kami pun akhirnya sampai ke sebuah desa yang sudah sangat sepi. Karena jam sudah menunjukkan jam 00:15 menit. Setelah melapor ke salah satu warga, kami pun melanjutkan perjalanan kaki kurang lebih 15 menit.

Jalanan menanjak di tengah malam ditemani dengan suara khas malam sungguh membuat malam ini sangat berbeda. Biasanya, saat jam seperti itu, saya sedang tidur nyenyak dan saat ini justru sedang trekking.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, suara anjing menggong-gong menyambut kami di sebuah desa yang sangat nyaman. Tak begitu peduli dengan gonggongan anjing, kami pun terus berjalan sehingga akhirnya sampai basecamp yang sudah ada.

Di tengah malam dengan dinginnya udara Bogor, rasanya badan ini perlu asupan yang hangat untuk menghangatkan tubuh ini. Kami pun memesan minuman hangat meski ada juga yang memesan minuman dingin. Sungguh selera setiap orang berbeda ya?

Setelah istirahat sejenak, kami pun mulai istrahat dan fokus untuk memejamkan mata masing-masing. Tidur dengan suara aliran sunga di depan kolam renang, angin malam langsung menembus tubuh ini karena hanya bermodalkan celana dan jaket.

Sebenarnya kami disuruh untuk membawa sarung sebagai pembalut tubuh ini, namun sayangnya banyak juga yang lupa. Sehingga akhirnya, udara malam yang sejuk dan menusuk kalbu, nyatanya tak mampu melawan mata yang sudah mengantuk. Kami pun tertidur pulas untuk menyiapkan tenaga besok hari.

Pagi pun menyapa dengan udara yang sejuk, rasanya badan ini masih ingin tidur sejenak. Namu  pikiran berkata lain, kamu ngapain kesini jauh-jauh jika hanya ingin tidur? Lalu bagaimana cerita trekking Bogor kami ini? Simak yak di catatan selanjutnya?