Awas Jangan Menganggap Remeh Efek Bullying pada Anak, Kata Ahli Ini Pemicunya!

Stop Bullying
Sumber :
  • https://30seconds.com/

Olret - Hai moms, akhir-akhir ini banyak sekali berita tentang bullying atau perundungan  yang terjadi pada anak-anak ya moms, ada yang mendapat tindakan verbal, ada juga yang dianiaya kakak kelas hingga cacat atau meninggal.

4 Zodiak yang Memperkenalkan Hewan Peliharaan kepada Anaknya dengan Cara yang Luar Biasa

Di Cilacap, anak SMP aniaya adik kelas. Di Gresik, Anak SD Tusuk Mata Adik Kelasnya hingga mengalami kebutaan. Miris sekali ya moms jika mendengar pemberitaan seperti ini, yang pelakunya masih anak-anak dibawah umur.

Kata Ahli Ini Pemicunya

Dilansir dalam laman NarasiTv, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang Psikolog Klinik Anak dan Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan UI, mengatakan mau tidak mau, kita harus melihat lingkungan di mana anak ini tumbuh besar. Pola Asuh juga jadi salah satu hal yang berpengaruh dimana pola asuh bisa menjalar kemana-mana. Misalnya jika pola asuhnya tergolong permisif, membiarkan anak tanpa aturan batasan, efeknya bisa ke bagaimana anak ini menggunakan gadget, mengkonsumsi sosial media. Sebab dua hal ini bisa menyebabkan masuknya unsur-unsur kekerasan.

5 Resep Detoks Untuk Membantu Mengurangi Lemak Perut

Anak-anak yang menggunakan kekerasan karena dia tidak diajarkan cara lain dalam menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Pola Asuh orangtua dirumah harus dievaluasi.

Sebab tekanan yang didapat didalam rumah juga bisa menjadi pemicu anak melakukan kekerasan. Tontonan tv dan sosial media anak wajib orangtua evaluasi kembali.

3 Posisi Seks yang Menciptakan Kenikmatan Paling Mendebarkan, Kalori Pun Terbakar

Efek bullying ini tidak hanya terjadi pada korban bullying saja tapi juga 'penonton' tindakan bullying itu sendiri ya moms. Sebab ada efek traumatisnya yang nggak main-main.

Peran mom’s dan dad’s sangat dibutuhkan dalam hal ini, sebagai parents kita tidak boleh menyepelekan perubahan perilaku maupun emosional yang terjadi pada anak. Sebab akan berdampak pada psikis anak, dimana setiap anak akan mengalami efek psikis yang berbeda. Bisa tantrum, murung, pendiam , lebih memilih mengurung diri, terlihat tertekan bahkan marah-marah.

BULLYING BUKAN SEMATA TUGAS ORANGTUA TAPI JUGA PIHAK SEKOLAH

Dilansir dalam laman instagram Fufu Elmart, seorang influencer yang kerap membagikan mengenai ilmu parenting dan pengasuhan, penulis buku dan juga konsultan pernikahan. Baru-baru ini dalam laman intagramnya membagikan cerita jika anak pertama mereka menjadi korban bullying selama 2 tahun.

Diceritakan oleh pasangan konsultan pernikahan Teh Fufu dan Kang Canul, semula anak mereka awalnya hanyalah penonton dari tindakan kakak kelas yang merundung temannya meski akhirnya temannya itu pindah sekolah dan kini dia menjadi korbannya.

Anaknya Awim telah 2 tahun menjadi korban bullying dan tidak ada tindakan dari pihak sekolah. Selama itu pula mereka tidak tahu jika anaknya dibully karena Awim lebih memilih memendam dan tidak bercerita pada mereka orangtuanya.

Keanehan dirasakan oleh kedua orangtua Awim dengan perubahan perilaku anaknya, terutama emosi. Dengan penuh kesabaran mereka pun sebagai orangtua mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada sang anak, dengan pendekatan emosional. Sehingga akhirnya Awim pun menceritakan apa yang telah terjadi kepadanya.

Meski sudah melaporkan hal itu kepada pihak sekolah tapi respon yang dikira tidak memuaskan akhirnya pasangan ini pun memutuskan memindahkan kedua anaknya dari sekolah tersebut, diketahui jika sang adik yang berada disekolah yang sama juga mengalami hal serupa.

Kasus kekerasan atau perundungan kepada anak bukan hanya PR bagi orangtua namun juga pihak sekolah. Sekolah harus ikut menerapkan Permendikbud No 46 Tahun 2023, bahwa sekolah harus punya tim pencegahan dan penanganan kasus kekerasan.

Sekolah pun harus menerapkan lingkungan anti-bullying. Tidak sebatas memasang spanduk atau poster anti bullying. Salah satu penyebab bullying karena adanya perbedaan.  

Pihak sekolah harus mengarahkan murid-muridnya yang terlihat ‘berbeda’ atau cenderung pada tindakan ‘bullying’.

SIKAP ORANGTUA MENGHADAP KASUS BULLY PADA ANAK

Bagaimana sikap kita sebagai orangtua setelah tahu anak kita menjadi korban perundungan?

Sebagai orangtua kita memang tidak bisa menemukan sekolah atau lembaga pendidikan yang sempurna. Sebaik apapun sekolah atau lembaga pendidikan tersebut pasti ada kurangnya.

Dilansir dalam laman instagramnya, Fufu Elmart memaparkan sikap orangtua saat mengetahui anak menjadi korban perundungan. Menurutnya untuk kasus bullying, orangtua perlu aware karena dampaknya pada anak nggak main-main.

Selain itu carilah sekolah yang mau serius dan kooperatif dan mau sama-sama memperbaiki kekurangan dan kekeliruan yang ada. Jika dirasa sekolah kurang profesional dan tidak mampu menyelesaikannya, maka lebih baik pindahkan anak kita kesekolah lain.

“Jangan nunggu anak kita ‘sakit psikis’ terlebih dulu baru ambil tindakan”, kata Fufu Elmart.

PERUBAHAN PERILAKU SAAT ANAK STRESS BERAT DAN DEPRESI

Dampak psikis yang terjadi kepada setiap anak berbeda efek dari bullying yang diterima ya Moms. Orangtua perlu lebih PEKA terhadap apapun yang terjadi kepada anak, jangan sungkan untuk meminta pertolongan profesional seperti dokter atau psikiater.Periksalah kesehatan mental anak kita, dengan alat ukur yang teruji sesuai teori ilmiah.

Tanpa harus menunggu ‘ledakan emosi’ dari anak. Moms bisa perhatikan perubahan-perubahan perilaku berikut pada anak yang stress berat:

Mulai suka berbohong hal-hal kecil 

Jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan serius lama-lama bisa manupulatif

Sering murung dan menangis diam-diam

Akibat emosi yang tidak diluapkan,ketakutan dn kecemasan membuat anak lebih memilih diam dan enggan bercerita kepada oranglain

Penurunan gairah belajar atau sekolah

Anak yang kerap mendapat bullying di sekolah akan merasa enggan untuk datang kesekolah,karena rasa takut dan tidak nyaman. Sehingga membuatnya enggan untuk kesekolah maupun belaja

Lebih Agresif

Bahkan kasar sama saudaranya seperti adik atau orang yang lebih inferior darinya. Hal ini disebabkan karena memendam perasaan di sekolah,  dan emosi itu disalurkan dirumah

Insomnia dan sulit tidur

Banyak yang menganggu pikiran anak membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak, ada pulayang terbawa dalam alam sadarnya hingga mengigau atau meracau dalam tidur.

Sulit Naik Berat Badan

Meski tidak semua anak mengalami hal yang sama tapi ada beberapa anak korban bullying mengalami kesulitan naik berat badan meski sebanyak apapun makan. Hal ini disebabkan karena energinya terkuras habis dengan penekanan emosi di sekolah sehari-hari.    

 

Semoga anak-anak kita dilindungi oleh sang pencipta dari segala keburukan ya moms. Menjadi korban, penonton maupun pelaku bullying semua tidak baik. ayoo kita kembali dekatkan lagi anak-anakpada ilmu agama. Semoga bermanfaat.