Kisah Nyata (Part 5): Angkernya Jalur Dukuh Liwung Gunung Slamet

Gunung Slamet
Sumber :
  • instagram

Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan kembali. Kini perjalanan dari Pos 3 menuju Pos 2, itu artinya kami telah kembali memasuki hutan belantara. Pohon-pohon besar itu kini seolah menyambut kedatangan kami kembali.

Jika Merasa Lelah dan Putus Asa, Teruslah Berjuang dan Berdoa Kepada Allah

Jalur yang semula normal kini mulai dipenuhi semak belukar. Langit, mulai tertutup rimbun nya pepohonan. Waktu menunjukkan pukul 4 Sore, namun lebih gelap dari biasanya, kami harus bergegas agar bisa sampai bawah sebelum larut malam.

Hari mulai gelap, cahaya matahari kini berganti dengan keremangan cahaya dari headlamp yang kami pakai. Entah sekarang jam berapa, sepertinya hampir jam 7 malam, kami belum juga sampai di Pos 2. Jalur terasa sangat panjang.

Ubah Kata Lelah Menjadi Lillah Agar Setiap Pekerjaanmu Menjadi Berkah

Sejak langit mulai gelap, kami berjalan hampir tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali kata break dan lanjut. Malam cukup hening, kegelapan kian pekat karena cahaya bulan tertutup rimbunnya pepohonan. Namun keheningan malam itu tiba-tiba saja terpecahkan oleh suara Pak Sakri. “Pergi sana, jangan ikut-ikut!” Seru nya. Mendengar itu, Saya hanya saling pandang dan berbisik kecil dengan Widi dan Fahmi yang kebetulan berada di depan dan belakang saya. “Ada apa?” Bisik ku. Widi dan Fahmi hanya menggelang.

“Pergi, saya ga takut! Jangan ganggu-ganggu!” Ucap Pak Sakri lagi, kini sedikit berteriak. Sikap Pak Sakri ini membuat saya sedikit panik, ada apa lagi ini?. Pak Sakri berbicara, dengan entah siapa.

Kisah Nyata : Menantang Penghuni Dunia Lain Sumbing, Ngeri.

Apakah kami akan kembali diganggu oleh mereka yang tak terlihat? Entahlah saya tak ingin memikirkan nya. Ini bukan kali pertama kami diganggu makhluk ghaib di pendakian kali ini, namun tetap saja tidak lantas menjadikan kami berani menghadapi mereka.

Akhirnya kami memilih diam, tanpa banyak bertanya, berjalan sambil menundukkan kepala sepertinya hal yang tepat untuk kami lakukan. Jam 7 malam, kami tiba di Pos 2. Masih dengan sedikit bicara kami beristirahat sejenak, meneguk air minum dan memakan beberapa makanan ringan untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan.

Halaman Selanjutnya
img_title