Kamu Memiliki Kesabaran Setipis Tisu? Begini 6 Cara Mengelola Emosi Yang Sehat

Tidak sabaran
Tidak sabaran
Sumber :
  • freepik.com

Olret – Adakah yang memiliki kesabaran setipis tisu? Tidak sabaran dan mudah terprovokasi situasi? Mudah meledak dan reaktif dalam menghadapi situasi? Sebenarnya emosi yang intens dan kuat tidak semuanya buruk. Emosi membuat hidup kita menarik, unik, dan bersemangat. Perasaan yang kuat menandakan bahwa kita merangkul kehidupan sepenuhnya, bahwa kita tidak menekan reaksi alami kita terhadap sesuatu.

Dan sangat wajar kalau kita jadi “kebanjiran atau kewalahan emosi” pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya saat situasi yang membahagiakan. ketika sesuatu yang buruk terjadi, ketika merasa kehilangan. Tapi bagaimana jika emosi menjadi sangat mengganggu dan tidak terkendali?

Sudah bisa diprediksi, saat emosi yang sering tidak terkendali maka bisa menyebabkan konflik hubungan dengan pasangan, anak anak tau persahabatan, kesulitan saat berhubungan dengan orang lain, masalah di tempat kerja atau sekolah, dorongan untuk menggunakan zat untuk membantu mengelola emosi, ledakan fisik atau emosional dan sebagainya.

Kita hanya butuh waktu untuk meluangkan waktu untuk memikirkan bagaimana emosi diri yang tidak terkendali memengaruhi kehidupan sehari-hari, dan apa yang harus dilakukan untuk belajar mengelolanya agar hubungan dengan diri sendiri dan orang lain tetap terjaga dengan dengan baik. Menurut Psikolog Irma Gustiana A, beberapa cara ini mungkin bisa dicoba!

1. Identifikasi emosi yang dirasakan

Belajar mengontrol emosi

Belajar mengontrol emosi

Photo :
  • freepik.com

Cek pada diri sendiri, dengan beberapa pertanyaan berikut;

  • Apa yang kamu rasakan saat ini?(kecewa, bingung, marah)
  • Apa yang terjadi sehingga membuat kamu merasa seperti ini? (karena diabaikan, kurang kooperatif)
  • Apa yang ingin kamu lakukan terhadap perasaan ini? (berteriak, melampiaskan frustasi dengan melempar barang atau membalas dengan kata kasar)
  • Apakah ada cara yang lebih baik untuk menghadapi situasi ini? (menarik napas dalam, minum segelas air hangat, mengatakan ketidaknyamanan atau minta bantuan)

2. Menerima emosi yang dirasa

Cobalah menganggap emosi sebagai pembawa pesan. Emosi tidak "baik" atau "buruk" karena netral. Mungkin terkadang memunculkan perasaan tidak menyenangkan, tetapi emosi tetap memberi kita informasi penting yang bisa digunakan. Contoh; "Saya kesal karena dia tidak mendengarkan saya. Saya harus berulang kali bilang..."

3. Menulis mood tracker

Menjurnal kecemasan

Menjurnal kecemasan

Photo :
  • https://www.freepik.com/

Menulis mood tracker untuk mencatat emosi apa yang paling sering dirasa. Menulis (atau mengetik) perasaan dan respon yang muncul membantu kita menemukan pola yang mengganggu. Hal ini juga membantu kita mengenali keadaan tertentu, seperti masalah di tempat kerja atau konflik keluarga, yang berkontribusi pada emosi sehingga bisa menemukan cara yang efektif untuk mengelolanya.

Halaman Selanjutnya
img_title