Resolusi Jihad: Santri dan Sun God Nika
Olret – Santri, kata yang tuanya lebih dari Indonesia sendiri dan perannya sangat inti dalam kemerdekaan negeri.
Nasionalisme dan patriotisme yang bertubuh di tubuh mereka itu memuncak saat resolusi jihad yang dipelopori KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 sehingga pertempuran 10 November di tahun yang sama, Indonesia berhasil merengkuh kemenangan atas tentara sekutu.
Hal serupa juga dilakukan Sun God Nika. Aliansi bajak laut Topi Jerami, bajak laut Heart, bajak laut Kid, para samurai Udon, suku Mink, dan sembilan Sarung Pedang Merah mengeluarkan resolusi “jihad” di hadapan sekutu Yonkou (Big Mom dan Kaido) untuk membumihanguskan segala bentuk kolonialisme dan imperialisme. Puncaknya, saat genderang kebebasan Nika telah tiba.
Marilah jadikan kedua peristiwa di atas sebagai titik balik pusaka para santri yang harus dipegang teguh.
Mengutip dari Peradaban Sarung, lima pusaka itu adalah:
1. Kesadaran beragama
Kesadaran beragama. Hal ini jelas tidak cukup bagi para santri untuk sekedar tahu dan alim soal agama, tetapi juga menyadari dan menyadarkan orang lain perihal visi-misi agama, muatan agama, ajaran cinta-kasih dan moralitas dalam agama, bukan malah memperjual-belikan agama demi kepentingan perut dan jabatan semata-mata bak para ustadz Shicibukai yang tega menukar kekuatannya dengan ego sektoral masing-masing.
2. Kesadaran berilmu
Kesadaran berilmu. Adalah kesadaran akan pentingnya menguasai ilmu, segala ilmu, tanpa terkecuali santek dan ilmu digital, karena kemajuan hanya mungkin diraih dengan pengetahuan seperti Luffy yang sadar dan mencoba menguasai berbagai disiplin haki (Busho, Haosho, Kenbun).
Kesadaran berilmu juga bermakna mendayagunakan pengetahuan demi kemanusiaan dan kemashlahatan, bukan untuk kehancuran dan permusnahan.
3. Kesadaran berorganisasi
Kesadaran berorganisasi. Tanpa yang satu ini, kebaikan dan kebenaran apapun akan rentan dikalahkan oleh keculasan dan kepalsuan.
Hal ini jelas agar santri memahami banyak karakter manusia, , menerima saran dan kritik orang lain, belajar perilaku orgaisasi serta etika dalam berorganisasi yang dapat diterima sesuai latar belakang organisasi.
4. Kesadaran bermasyarakat
Kesadaran bermasyarakat. Tiap individu adalah bagian dari masyarakat. Tidak ada satu manusia pun yang independen dan terbebas dari orang lain.
Dinamika masyarakat sangat kompleks, bahkan multikompleks, sehingga kesadaran bermasyarakat berarti kesaran untuk menjadi bagian dari mereka, mendidik dan mencerdaskan mereka.
5. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
Yang terakhir, kesadaran berbangsa dan bernegara. Sebuah kesadaran yang kini telah mengalami pergeseran makna dan perumitan bentuk karena tantangan kemerdekaan yang berbeda.
Kesadaran untuk terus menyambung juang kemerdekaan dengan membebaskan belenggu kebodohan dan kemiskinan sehingga manusia Indonesia benar-benar bisa merengkuh masa depan Indonesia Emas 2045.
Nah, itulah Resolusi Jihad: Santri dan Sun God Nika.