Part 3 (End) : Perjalanan Mistis Di Gunung Semeru, Diganggu Penghuni Dunia Lain
- idris hasibuan
"terimakasih ya, aku mau naik dulu. tolong teman-temanku jangan diganggu"
Mail berucap sambil ngeloyor pergi.
*
Rofiq sudah melesat duluan, rasa takutku sudah hilang sama sekali sejak jumpa si manis kemarin.
Ciri khas lereng Semeru mulai terasa, pasir dingin sampai kedalam tulang. Hempasan angin nakal menambah dinginnya malam. Langkah kakiku ku kayuh maksimal, satu per satu rombongan aku lewati. JP dan Caren posisi terdepan tak lama tersusul juga. Caren menghampiriku dengan senyumnya yang teramat manis. Disodorkan sebatang coklat buatku. Batang coklat kunikmati di ketinggian.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan. Pada akhirnya ada gigitan yang tak dapat aku patahkan. MasyaAllah ternyata jari tangan ku yang aku gigit, tidak terasa sakit akibat dihajar dingin yang kelewatan. Caren tahu nampaknya disodorkan lagi coklat sebatang. Mail lari naik menyusul minta jatah coklat, lagi-lagi senyum manis Caren mengembang.
Atap 3676 masih gelap saat kami mencapainya. Belakangan baru kami ketahui kalau ke dua Bule Belgia itu ilmuwan yang sedang mengadakan penelitian tentang gunung berapi di Pulau Jawa. Caren ahli Nuklir dan JP ahli Vulkanologi. Aku tinggalkan mereka, berdua dengan Mail kunikmati sudut lain Mahameru.
Mentari pagi terbangun dari tidurnya, semburat warna kuning dan jingga di horison langit timur.
"Dhox...... itu apa....? kok nampak seperti danau"
"Lho.... sejak kapan ya ada danau berwarna kuning ke emasan gitu il"