5 Makanan yang Harus Dihindari Saat Kamu Demam, Pilek dan Sakit Kepala
- freepik.com
Olret – Saat musim hujan seperti ini, menjaga kesehatan menjadi hal yang perlu kamu perhatikan secara khusus. Bila ada penyakit, perlu ke dokter untuk pengobatan simtomatik. Namun soal makanan juga menjadi hal yang tidak bisa diabaikan.
Selain makan makanan yang bermanfaat untuk mengembalikan tubuh menjadi sehat dan pulih lebih cepat. Tahukah kamu bahwa ada makanan tertentu yang tidak boleh dimakan saat sedang sakit? Karena bisa membuat gejalanya lebih buruk dari sebelumnya!
Seperti saat kamu sedang demam dan pilek, ada baiknya kamu menghindari dan tidak mengkonsumsi makanan berikut ini. Apa saja makanan yang harus dihindari? Yuk, simak ulasannya!
1. Bayam
Bayam mengandung zat yang disebut histamin, yaitu zat yang melepaskan alergen dari tubuh. “Itu masuk ke sel, disebut sel mast dan melepaskan histamin dan menyebabkan peradangan, ”kata Renee Wellenstein, seorang spesialis medis dari Thailand.
"Histamin telah dikaitkan dengan gejala pilek dan flu, jadi ini bisa menjadi penyebab gejala yang memburuk." tambahnya dilansir dari sanook
2. Kacang
Kacang sebenarnya merupakan sumber seng dan vitamin E. Namun di sisi lain, kacang sangat mengandung lemak. Makan kacang saat sakit membuat tubuh kamu bekerja lebih keras dan dapat menyebabkan sakit perut.
3. Brokoli
Brokoli memiliki banyak manfaat. Ia memiliki kekebalan seperti vitamin A dan C. Tapi itu adalah sayuran yang tinggi serat. Sulit dicerna saat kamu sakit, kata spesialis usus Mahmoud Ghannoum.
4. Keju Berumur
Semakin lama usia makanan, semakin tinggi kandungan histaminnya yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah menyebabkan sakit kepala lebih dari sebelumnya.
5. Makanan fermentasi
Karena di dalam makanan yang difermentasi, akan ada tyramine, yang merupakan rangsangan yang dapat menyebabkan sakit kepala.
Makan makanan ini saat sakit kepala menyebabkan pembuluh darah kamu membesar dan berkontraksi. Inilah sebabnya mengapa ada lebih banyak gejala.
Informasi yang terkandung dalam artikel ini hanya untuk tujuan pendidikan dan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat kesehatan atau medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memenuhi syarat mengenai pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki tentang kondisi medis atau tujuan kesehatan