Part 10 (End) : Teror Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera Selatan

Alasan mendaki gunung sumbing
Sumber :
  • U-Repot

"Tenda kalian masih ada ditempatnya. Juga makanan di piring yang belum sempat kalian makan. Juga kartu-kartu bergambar porno milik kalian," Katanya lagi, "melihat kartu-kartu itu, kami yakin pasti ada yang tak beres. Beberapa dari kami mengejar kalian, tapi kalian sudah tidak ada di manapun."

Aku Nantikan Hari Itu, Saat Fotoku Dan Fotomu Berada Dalam Buku Yang Sama

"Petir bang?" Tanyaku.

Orang itu menatap mataku dan menjawab dingin, "Tidak ada petir."

Kejutan Terindah Tuhan Adalah Hadirnya Kamu, Sosok Yang Selama Ini Aku Nantikan

*

Siang itu kami diperbolehkan pulang ke rumah. Aku sangat bersyukur akhirnya kami semua selamat. Kutatap ruangan tempat bapak berwajah teduh itu sekali lagi. Ruangan ini, Gunung Dempo dan semua pengalaman tadi malam tak akan mungkin pernah bisa ku lupakan. Sebelum ku melangkah pergi, yang terakhir kulihat dirumah itu adalah kalender bertahun 1992 yang tergantung di dinding.

Sederhanakan Pernikahanmu Karena Itu Tak Masalah, Yang Penting Menjadi Halal

Kami pulang.

NB: Penghuni Gunung Dempo ternyata tak melepaskan kami dengan mudah. Satu hari setelah pulang kembali ke rumah, ku dengar Bang Idan dilarikan ke rumah sakit. Esoknya kami dikabari bahwa Bang Idan sudah tak bersama kami lagi. Abang yang selalu menjaga kami disaat susah dan terus menenangkan kami disaat panik, telah meninggal dunia.

Aku kembali menangis saat pemakaman Bang Idan. Tapi alasan tangisku berbeda dengan tangis orang lain. Aku tahu yang sebenarnya terjadi. (Selesai)

Terima kasih untuk supportnya selama ini.
Aras Anggoro

Cerita ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh para pendaki dan merupakan tulisan dari Bang Aras Anggoro yang sudah di izinkan untuk tayang di sini.